BERITA UTAMAMIMIKAYPMAK

Dokter Asal Timika, Thalia Karupukaro, Dikukuhkan Unika Atma Jaya

56
×

Dokter Asal Timika, Thalia Karupukaro, Dikukuhkan Unika Atma Jaya

Share this article
Thalia Karupukaro didampingi keluarga dan YPMAM saat dikukuhkan sebagai dokter

Timika, fajarpapua.com — Putri asal Timika, dr. Aprilda Yulifa Thalia Thomas Karupukaro, resmi dikukuhkan sebagai dokter oleh Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya bersama 22 dokter lainnya. Thalia merupakan penerima beasiswa penuh dari Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) serta PT Freeport Indonesia.

Dokter yang akrab disapa Thalia ini menyampaikan rasa syukur atas kesempatan belajar di Unika Atma Jaya yang diberikan oleh pemberi beasiswa serta para pendamping. Ia mengaku termotivasi menjadi dokter karena pernah merasakan sulitnya mengakses layanan kesehatan di tanah kelahirannya, Timika, Papua.

iklan

“Untuk teman-teman generasi Papua, jangan takut untuk memiliki mimpi yang lebih besar lagi. Walaupun perjalanan terlihat panjang, semuanya bisa kita capai dengan tekad dan semangat,” katanya.

Dalam acara yang digelar di Jakarta, Selasa, sebanyak 23 dokter baru dikukuhkan dan diambil sumpahnya. Kegiatan tersebut mengusung tema In Corde Lux, In Manibus Cura atau “hati yang bersinar dan tangan yang menyembuhkan dengan kepedulian.”

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya, dr. Felicia Kurniawan, menyampaikan bahwa para dokter baru diharapkan mampu bersaing di era kecerdasan buatan (AI) melalui kolaborasi yang bijak, empati, dan berpegang pada etika dalam setiap tindakan.

“AI mampu melakukan banyak hal dengan akurasi tinggi dan kecepatan luar biasa, namun ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh mesin, yaitu menyentuh hati manusia. Di sinilah peran kalian menjadi sangat penting,” katanya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi para dokter semakin beragam, mulai dari munculnya penyakit baru, perubahan sistem kesehatan, hingga pemanfaatan AI dalam pengambilan kebijakan klinis. Karena itu, ia menekankan agar para dokter tidak menyaingi mesin, tetapi berkolaborasi secara bijak dengan tetap menjunjung nilai kemanusiaan dan empati.

“Di tengah perubahan ini, kalian dituntut untuk terus belajar, terbuka terhadap inovasi, dan rendah hati dalam mengembangkan diri. Namun ada satu hal yang tidak boleh diubah: hati kalian yang tulus untuk melayani,” ujarnya.

Pengukuhan dokter dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya, dr. Felicia Kurniawan, bersama sejumlah rohaniawan. (fan/ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *