BERITA UTAMAMIMIKA

Jenazah 8 Pelajar di Nduga Dibakar, Antonius Soroti Sikap “Masa Bodoh” Pemerintah Pusat dan Daerah

240
×

Jenazah 8 Pelajar di Nduga Dibakar, Antonius Soroti Sikap “Masa Bodoh” Pemerintah Pusat dan Daerah

Share this article
Antonius Rahabav saat menyambangi posko bencana longsor Nduga

Timika, fajarpapua.com – Ketua Umum 2PAM3 Indonesia, Antonius Rahabav menyambangi posko kemanusiaan bencana longsor di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (13/11/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Anton bertemu langsung dengan masyarakat yang sedang mencari korban dan mendapatkan penjelasan dari ketua posko pencarian korban yang berasal dari masyarakat lokal.

Dari informasi yang dihimpun di lokasi, hingga Rabu (13/11) hari ini, telah ditemukan 11 korban meninggal dunia, diantaranya 8 orang pelajar, yang seluruhnya langsung dibakar di tempat kejadian oleh keluarga korban sesuai tradisi setempat.
Sementara itu, 4 korban belum ditemukan, namun ada dua kaki kiri yang ikut dibakar.

Berikut data korban yang sudah dievakuasi dan ditemukan:

  1. Yupin Pokneangge (17), pelajar SMK Yapis Kelas 1
  2. Adince Pokneangge (17), pelajar SMP Kelas 3
  3. Lindana Pokneangge (6), pelajar SD
  4. Yepetena Gwijiangge (13), pelajar SD Kelas 6
  5. Endius Gwijiangge (17), pelajar SMA PGRI Kelas 2
  6. Wutukwe Tabuni (17), pelajar SMP Negeri Mbua
  7. Dilince Pokneangge (16), pelajar SD Kelas 6
  8. Donjut Wasiangge (14), pelajar SD Kelas 3.

Selain sembilan pelajar tersebut, terdapat juga korban petani yakni Mersan Wasiangge (17), Libi Tabuni (29), dan Kalukwe Gwijiangge (60).

Antonius Rahabav menyesalkan kondisi di lokasi bencana yang memprihatinkan. Ia mengungkapkan masyarakat setempat kecewa karena tidak mendapatkan dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah pusat maupun daerah, sementara tim Basarnas juga belum tiba di lokasi.

“Masyarakat hanya memasang terpal seadanya sebagai posko, tanpa bantuan logistik dan alat pencarian. Mereka benar-benar berjuang sendiri mencari korban,” kata Antonius.

Ia juga menyoroti ketiadaan dukungan aparat TNI dan Polri dalam operasi kemanusiaan ini.

Berdasarkan keterangan Kapolres Nduga yang ditemuinya pagi tadi, lokasi bencana berada di zona merah yang sering terjadi kontak senjata, sehingga aparat tidak dapat berada di sana. Namun, menurut Antonius, kondisi bencana alam berbeda dengan konflik bersenjata, dan semestinya bisa diatasi dengan koordinasi yang baik.

“Kalau pemerintah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, pasti bisa dijamin keamanan untuk pencarian korban. Ini bukan urusan konflik, tapi kemanusiaan,” tegasnya.

Dalam kunjungannya, 2PAM3 juga menyalurkan bantuan kemanusiaan berupa beras, mi instan, telur, air minum, dan susu Dancow bagi masyarakat di posko. Antonius menyatakan pihaknya akan menyampaikan langsung aspirasi masyarakat Nduga kepada Presiden RI agar pemerintah hadir dan tanggap terhadap penderitaan warga di wilayah terdampak.

“Kami tidak hanya datang memberi bantuan, tapi juga membawa suara rakyat Nduga. Sudah saatnya pemerintah hadir dan serius memulihkan kehidupan masyarakat dengan konsep civil society yang inklusif,” ujarnya.

Antonius menegaskan, 2PAM3 bersama masyarakat Nduga akan terus bekerja membangun kebersamaan untuk pemulihan sosial dan kemanusiaan jangka panjang di wilayah tersebut.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *