BERITA UTAMAMIMIKA

Kepala Distrik Mimika Timur Jauh Klarifikasi Soal ‘Banjir’ di SD Negeri Amamapare: Itu Fenomena Alam, Bukan Buatan Manusia

534
×

Kepala Distrik Mimika Timur Jauh Klarifikasi Soal ‘Banjir’ di SD Negeri Amamapare: Itu Fenomena Alam, Bukan Buatan Manusia

Share this article
Kepala Distrik Mimika Timur Jauh, Yulius Katagame

Timika, fajarpapua.com — Kepala Distrik Mimika Timur Jauh, Yulius Katagame, angkat bicara menanggapi peristiwa genangan air di SD Negeri Amamapare yang sempat disebut sebagai banjir di wilayah tersebut.

Dalam klarifikasinya, Yulius mengatakan, peristiwa itu bukan banjir akibat ulah manusia, melainkan fenomena alam berupa air pasang atau banjir rob yang rutin terjadi di wilayah pesisir Mimika.

“Itu bukan banjir, tapi air rob. Fenomena alam seperti ini sudah biasa terjadi setiap tahun, biasanya di bulan Desember menjelang Natal dan April menjelang Paskah,” ujar Yulius kepada wartawan, Kamis (13/11).

Ia menjelaskan, air pasang yang meluap ke permukiman dan sekolah di wilayah pesisir Mimika merupakan kejadian alami yang sudah lama dikenal masyarakat setempat sebagai air besar. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan air laut naik hingga menutupi pelabuhan dan sejumlah fasilitas umum.

“Ini bukan hal baru. Setiap tahun memang seperti itu. Jadi jangan disalahartikan sebagai banjir akibat kelalaian atau buatan manusia,” katanya.

Lebih lanjut, Yulius menyampaikan sebagian besar guru yang bertugas di SD Amamapare tidak menetap di kampung tersebut, sehingga kemungkinan kurang memahami kondisi alam yang sering berubah cepat pada sore atau malam hari.

“Kebanyakan guru tinggal di kota. Jadi mereka tidak tahu kondisi sebenarnya di malam hari. Sementara masyarakat lokal dan guru yang menetap di sana sudah terbiasa dengan fenomena ini,” ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya perencanaan pembangunan infrastruktur pendidikan yang menyesuaikan kondisi geografis daerah pesisir. Menurutnya, bangunan sekolah sebaiknya didirikan dengan ketinggian minimal tiga hingga empat meter agar aman dari terjangan air pasang.

“Ke depan, kalau ada pembangunan sekolah atau rumah dinas guru, kontraktor dan dinas terkait harus berkoordinasi dengan kami di distrik. Kami tahu kondisi tanah dan tinggi pasang surut air di sana,” imbaunya.

Sementara itu, Kepala Kampung Amamapare, Fakundus Natipia, membenarkan kenaikan air laut merupakan hal yang lumrah bagi warga setempat.

“Memang begitulah kondisi alam di sini. Setiap tahun air naik, terutama di bulan-bulan tertentu. Kami biasa langsung bersihkan lumpur setelah air surut. Ini bukan hal luar biasa,” ujarnya.

Fakundus menambahkan, kemungkinan Kepala Sekolah SD Amamapare belum memahami kondisi alam di wilayah pesisir karena baru bertugas di sana.

“Mungkin ibu kepala sekolah baru tahu keadaan ini. Tapi bagi kami yang tinggal di sini, ini sudah biasa,” pungkasnya.

Pemerintah distrik berharap masyarakat dan tenaga pendidik dapat memahami karakter alam wilayah pesisir Mimika, serta mendukung langkah penataan dan pembangunan yang disesuaikan dengan kondisi geografis setempat. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *