BERITA UTAMAYPMAK

YPMAK Resmi Buka Program Literasi Keuangan, Dorong Pengusaha Amungme–Kamoro Naik Kelas

25
×

YPMAK Resmi Buka Program Literasi Keuangan, Dorong Pengusaha Amungme–Kamoro Naik Kelas

Share this article
Pengguntingan pita menandai peresmian Kios AIE Mandiri Mart

Timika, fajarpapua.com – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) selaku pengelola Dana Kemitraan PT Freeport Indonesia resmi meluncurkan Soft Opening Financial Literacy Program bagi pengusaha binaan. Peresmian berlangsung di kios AIE Mandiri Mart milik Amon Omaleng, Jalan Kulwuli Kencana Mile 23, Distrik Kuala Kencana, Mimika, Papua Tengah, Sabtu (15/11/2025).

Prosesi pengguntingan pita dan penandatanganan berita acara oleh Ketua Pengurus YPMAK Leonardus Tumuka menjadi penanda dimulainya program yang diharapkan menjadi pintu menuju kemandirian ekonomi masyarakat Amungme dan Kamoro.

Program literasi keuangan ini merupakan kolaborasi YPMAK bersama PT Freeport Indonesia, Bank BTN, dan Institut Jambatan Bulan. Peserta dibekali kemampuan mengelola keuangan, memahami arus transaksi, hingga membangun pola pikir bisnis yang benar.

“Setelah pelatihan, peserta yang memiliki lahan kami verifikasi. Kalau layak, kami bangunkan kios hingga siap beroperasi. Hari ini kita lihat hasilnya,” kata Leonardus.

Ia menyampaikan, keterlibatan kampus lokal merupakan bentuk penghargaan terhadap kapasitas SDM Papua.
“Ini pembuktian SDM lokal mampu. Kita beri ruang dan kita libatkan,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan program ini, YPMAK menghadirkan perubahan besar melalui penggunaan QRIS dan transaksi digital di setiap kios. Semua pembelian tercatat otomatis sehingga pengawasan usaha menjadi lebih akurat.

“Pembeli cukup pakai ponsel. Semuanya tercatat dengan rapi,” jelas Leonardus.

Data penjualan yang terhimpun setiap hari memungkinkan pendamping usaha memantau perkembangan kios. Jika tren negatif muncul, pembina bisa langsung melakukan koreksi.

Leonardus mengatakan, pengusaha binaan wajib menghindari hutang agar modal tetap berputar dan usaha tidak terhambat.
“Nanti kalau ada hutang, susah menagihnya. Akibatnya perputaran modal berhenti. Jadi jangan ada hutang apalagi tidak bayar,” katanya.

YPMAK memastikan program ini bukan skema subsidi jangka panjang.
“Modal awal kami bantu. Tetapi pengusaha harus berkembang karena pendampingan sudah ada. Kalau dilepas, itu lain cerita,” ujarnya.

Selain kios, YPMAK juga mempersiapkan pembukaan usaha lain seperti laundry. Tahun ini lebih dari 20 unit usaha ditargetkan mulai beroperasi.

Pimpinan Cabang Bank BTN Mimika Didit Darmono mengapresiasi langkah YPMAK yang dinilai memiliki sistem pengelolaan disiplin dan terstruktur. Bersama mahasiswa Institut Jambatan Bulan, BTN juga terlibat dalam penjemputan uang harian dari kios binaan.

Pendapatan harian langsung dibagi 80 persen kembali diputar sebagai modal barang, sementara 20 persen masuk sebagai keuntungan ke rekening pengusaha.
“Semua tersistem dan termonitor. Ini untuk meminimalkan risiko kegagalan usaha,” jelasnya.

Leonardus mengatakan, soft opening ini menjadi tanda masyarakat bisa membangun usaha dari tanah mereka sendiri dengan sistem yang terukur.
“Tujuan kita jelas: masyarakat bisa tumbuh, mandiri, dan naik kelas dalam dunia usaha,” pungkasnya. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *