Fakfak, fajarpapua.com- Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) terus mewujudkan energi berkeadilan untuk seluruh masyarakat.
Melalui Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), kini 100 rumah tangga prasejahtera di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dapat menikmati akses listrik secara mandiri.
Bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Fakfak ke-125, penyalaan simbolis dihadiri langsung oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Havidh Nazif, Plt. Direktur Pembinaan Ketenagalistrikan Strategis Kementerian ESDM, Eri Nurcahyanto, Direktur Retail dan Niaga PT PLN (Persero), Adi Priyanto serta Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero), Rizal Calvary Marimbo di Komplek Kebun Kelapa, Kelurahan Fakfak Selatan, Kecamatan Fakfak Kabupaten Fakfak, Papua Barat pada Minggu (16/11).
Tidak hanya berkomitmen memberikan fasilitas kelistrikan layak yang merata, namun program ini juga menjadi upaya pemerintah dalam membuka peluang kehidupan yang lebih baik.
Salah satu penerima manfaat Program BPBL di Kelurahan Fakfak Selatan, Kabupaten Fakfak, Arobi Namudat (66) merasa bahagia telah memiliki listrik sendiri di rumahnya.
Kepala rumah tangga yang sehari-hari bekerja sebagai supir tersebut bercerita bahwa memiliki listrik sendiri dulu hanya sebuah impian tetapi saat ini bisa diwujudkan berkat pemerintah.
“Selama ini listrik saya dapat dari rumah tetangga. Terima kasih banyak untuk Bapak Presiden, Bapak Menteri dan PLN yang su (sudah) bantu listrik saya,” ungkapnya.
Senada dengan Arobi, Kamal Retraubun (52) juga merasa terharu dengan bantuan pasang baru listrik untuk keluarganya.
Ungkapan terima kasih juga dia sampaikan untuk seluruh pihak karena telah memiliki kepedulian yang besar bagi seluruh masyarakat yang kurang mampu, salah satunya keluarganya.
“Alhamdulillah bersyukur karena ada yang bantu kitorang (kita) untuk punya meteran sendiri. Kitong (kita) sangat senang. Sebelumnya sa (saya) pakai listrik dari rumah mama mantu dorang (rumah mertua). Kalau pulsa habis semua baku gabung (mengumpulkan) uang untuk beli pulsa listrik. Sekarang karena sudah ada listrik bisa kitorang pake kerja, anak-anak belajar dan lancar semua aktivitas,” ujar Kamal.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah dibawah komando Bapak Presiden Prabowo Subianto mempunyai komitmen untuk menghadirkan penerangan kepada seluruh masyarakat di negeri ini. Hadirnya listrik menjadi upaya dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Ada saudara-saudara kita yang memang sudah ada jaringan listrik tapi tidak bisa pasang sambung ke rumah karena butuh biaya. Kementerian ESDM di tahun ini memprogramkan 215.000 rumah yang akan dipasang gratis. Saya tidak mau lagi apa yang pernah kita rasakan, saya rasakan dulu sekolah tidak ada listrik itu terjadi pada generasi mendatang,” ujar Bahlil.
Hingga Oktober 2025, secara nasional sebanyak 9.913 rumah tangga telah menerima sambungan listrik dari target 215.000 rumah tangga pada akhir tahun. Untuk Provinsi Papua Barat, dari target sebanyak 4.550 rumah tangga prasejahtera, sebanyak 200 penerima manfaat Program BPBL telah menikmati listrik secara mandiri.
“Rasio elektrifikasi di Indonesia itu 99 persen. Akan tetapi di wilayah Papua Barat rasio elektrifikasi itu baru 89 persen. Jadi kita memang masih membutuhkan banyak hal. Kabupaten Fakfak sendiri semakin kesini konsumsi listriknya semakin tinggi. Jadi pada tahun 2027, semua desa serta kampung sudah harus menyala,” tegas Bahlil.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar menegaskan bahwa PLN siap mendukung seluruh penyaluran program BPBL agar prosesnya tepat sasaran.
Dia menjelaskan tidak hanya sebagai penerangan, listrik sendiri merupakan sebuah harapan dalam mendorong peningkatan kesehatan, keamanan hingga pertumbuhan ekonomi.
“Ketersediaan listrik saat ini menjadi hak dasar seluruh masyarakat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. PLN sebagai pelaksana penyedia energi listrik berkomitmen secara penuh agar tidak ada masyarakat yang kesulitan dalam gelap,” ungkap Diksi.
Penerima manfaat program BPBL akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa tiga titik lampu dan satu kotak kontak serta token listrik sebesar seratus ribu.
Selain itu, biaya pemeriksaan dan pengujian instalasi, penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO), serta penyambungan listrik ke PLN juga tidak dipungut biaya apapun.
“PLN sangat siap untuk mewujudkan pemerataan energi melalui program Kementerian ESDM tersebut. Kami berharap tersedianya akses listrik dapat membawa pertumbuhan positif di seluruh lini kehidupan, sehingga kesejahteraan tidak lagi menjadi impian namun juga bisa diwujudkan bersama,” pungkas Diksi.(Humas PLN)
