Timika, fajarpapua.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika melalui Distrik Kwamki Narama menggelar Diskusi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga tingkat kecamatan dan kelurahan, sebagai langkah memperkuat pencegahan dan penanganan stunting di wilayah tersebut.
Kegiatan berlangsung di salah satu hotel di Jalan Yos Sudarso, Rabu (19/11), dihadiri jajaran Dinas Kesehatan Mimika, para lurah, Kepala Puskesmas Kwamki Narama serta unsur Forkopimda.
Mewakili Pemkab Mimika, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Frans Kambu mengatakan stunting bukan sekadar persoalan kesehatan, tetapi juga menyangkut masa depan kualitas sumber daya manusia Mimika.
“Stunting berdampak langsung pada tumbuh kembang anak, kecerdasan, hingga produktivitas mereka ke depan. Karena itu upaya penurunan stunting membutuhkan kerja sama semua pihak—pemerintah, organisasi perempuan, tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, hingga keluarga,” ujar Frans.
Ia menekankan pentingnya peran PKK sebagai garda terdepan dalam pemenuhan gizi, pola asuh, dan kesehatan lingkungan. Menurutnya, kader PKK dan Posyandu adalah pihak yang paling mengetahui kondisi keluarga di lapangan, sehingga memiliki peran strategis dalam percepatan penurunan stunting.
Melalui kegiatan ini, Frans berharap pengetahuan masyarakat meningkat terkait gizi seimbang, pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), serta pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak. Ia juga mendorong penguatan kerja sama lintas sektor hingga ke tingkat RT/RW, dan memaksimalkan pemanfaatan Posyandu.
“Kepada seluruh kader PKK, saya memberikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras selama ini. Semoga langkah kita hari ini menjadi upaya nyata menuju kesejahteraan keluarga dan masa depan anak-anak di Mimika, khususnya di Kwamki Narama,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Distrik Kwamki Narama, Naftali Edwin Hanuebi menjelaskan di wilayahnya saat ini tercatat sekitar 101 kasus stunting. Angka tersebut menjadi perhatian serius pemerintah distrik bersama 9 kampung dan 1 kelurahan.
“Kami komitmen untuk menurunkan angka stunting ini secara bertahap. Tahun depan, melalui kesepakatan bersama stakeholder dan OPD terkait, kami akan mendorong program lanjutan di tahun 2026. Setiap kampung akan menangani tugas sesuai tupoksinya, begitu juga distrik,” jelas Naftali.
Ia menjelaskan penanganan stunting telah menjadi program prioritas yang sejalan dengan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Mimika. Menurutnya, faktor penyebab stunting di Kwamki Narama beragam, mulai dari kondisi ekonomi, rumah tidak layak huni, hingga lingkungan yang tidak mendukung.
“Harapan kami, dengan intervensi seperti pemberian makanan tambahan dan program pendukung lainnya, angka stunting di Kwamki Narama dapat menurun signifikan pada 2026,” tutupnya. (moa)
