Timika, fajarpapua.com – Ratusan orang asli Papua (OAP) yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua melakukan aksi damai di kantor DPRK Mimika, Jumat (21/11).
Dalam aksi tersebut, massa yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan mama-mama Papua ditemui langsung Ketua DPRK Mimika Primus Natikapereyau bersama sejumlah anggota DPRK lainnya.
Adapun point pernyataan sikap yang diterima dewan sebagai berikut:
- Pemda segera merancang dan menetapkan peraturan daerah terkait perlindungan komoditi ekonomi lokal.
- Segera membangun pasar tradisional mama-mama Papua.
- Segera menyediakan transportasi umum di setiap pasar.
- Menolak adanya pengusaha yang menjualbelikan komoditas lokal di Kabupaten Mimika.
- Segera membangun koperasi mama-mama pasar Papua di Kabupaten Mimika.
- Segera memberikan pelatihan-pelatihan khusus bagi mama-mama Papua di Kabupaten Mimika.
- Segera mempertemukan Solidaritas Mahasiswa dan Masyarakat Timika (SOMAMA-TI) dengan dinas-dinas terkait.
- Meminta DPRD membentuk Pansus Perda komoditas lokal orang asli Papua sesegera mungkin.
Koordinator aksi Yoki Sondegau mengatakan, komoditas lokal adalah produk atau barang yang dihasilkan dan dipasarkan di suatu daerah tertentu dengan karakteristik unik yang terkait budaya, tradisi, dan sumber daya alam setempat. Contoh komoditas lokal Papua diantaranya tanaman obat tradisional, kerajinan tangan, sagu dan pinang.
Sementara Ketua DPRK Mimika Primus Natikapereyau mengatakan, kehadiran massa ini untuk menanyakan kejelasan tuntutan yang pernah disampaikan pada aksi beberapa bulan lalu terkait Perda perlindungan komoditi lokal.
Menurutnya Perda tersebut telah berjalan, namun perlu evaluasi dari Pemkab melalui dinas terkait.
“Kemarin juga kami sudah mau melakukan sosialisasi Perda itu, tapi tetap harus menunggu aksi dari Pemda. Diharapkan secepatnya Pemda melakukan sosialisasi Perda dimaksud, supaya bisa dilanjutkan dengan penindakan oleh Satpol-PP,” tuturnya. (ron)
