BERITA UTAMAJayapura

Kabupaten Jayapura Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir, Ratusan Rumah Warga Terdampak

170
×

Kabupaten Jayapura Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir, Ratusan Rumah Warga Terdampak

Share this article
Sejumlah warga korban banjir yang ditampung di tenda darurat bencana

Jayapura, fajarpapua.com – Sejumlah perumahan di empat distrik Kabupaten Jayapura yaitu Distrik Sentani, Distrik Ravenirara, Distrik Demta dan Distrik Gresi Selatan dilanda banjir.

Pemerintah Kabupaten Jayapura menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sejak 23 Oktober 2025 sampai 31 Desember 2025.

iklan

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jayapura Lefinus Ragainaga mengatakan, sejak curah hujan tinggi ada sebanyak 345 kepala keluarga di wilayah Sentani yang terdampak banjir sejak Selasa (25/11) kemarin di sejumlah perumahan.

Ia menyebut longsor juga terjadi di beberapa kampung sejak Oktober hingga November 2025, namun tidak ditemukan korban jiwa.

“Ratusan rumah warga yang dilanda banjir ini berada di Sentani, Ravenirara, Demta dan Gresi Selatan, sehingga kami mengeluarkan status tanggap darurat yang ke dua sejak 19 November sampai 3 Desember 2025. Jadi kami berharap kepada masyarakat yang berada di lokasi rawan banjir selalu siaga,” kata Kepala BPBD Lefinus Ragainaga.

Ia menjelaskan, salah satu penyebab banjir di sejumlah perumahan adalah sampah yang dibuang sembarang hingga menyumbat saluran air. Kondisi ini terjadi di perumahan BTN Gajahmada, BTN Rofele, BTN Qaliwe dan BTN Citra Buana.

“Sampah-sampah di aliran sungai yang ada di perumahan ini tidak dibersihkan, sehingga ketika curah hujan tinggi sungai tersumbat dan air meluap ke perumahan tersebut. Hal ini harus diperhatikan masyarakat sehingga tidak terjadi banjir,” ujar Lefinus.

Lefinus berharap masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, sebab curah hujan diperkirakan terus terjadi sampai Pebruari 2026. Berdasarkan data BMKG, Kabupaten Jayapura memasuki musim hujan lebih awal pada September 2025 dengan intensitas 150–200 mm per bulan.

“Puncak musim hujan diperkirakan berlangsung pada Januari hingga Februari 2026. Kondisi ini meningkatkan potensi banjir, longsor, gelombang tinggi serta gangguan lingkungan lainnya,” ucapnya.

Ia menambahkan, pemerintah membuka peluang penambahan wilayah tanggap darurat bila kondisi cuaca memburuk. Warga diminta meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah ke sungai dan menyiapkan upaya mitigasi seperti kantong pasir serta pembentukan relawan penanggulangan bencana di tingkat RT/RW.

Lefinus mengingatkan masyarakat untuk memantau perkembangan cuaca melalui informasi resmi BMKG dan tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. (hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *