Timika, fajarpapua.com — Konflik berkepanjangan antara dua kelompok warga di Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika, Papua Tengah kembali memuncak dan berujung pada kekerasan fatal, Kamis (4/12).
Satu warga dilaporkan tewas dalam bentrokan yang terjadi di jalan aspal, sementara kedua kubu saling serang dan kejadian sempat berlangsung di depan aparat kepolisian.
Menurut laporan dari awak media fajarpapua.com, Kapolsek Kwamki Narama Ipda Yusak Sawaki membenarkan adanya korban meninggal tersebut.
Namun hingga kini pihak kepolisian masih menyusun kronologis lengkap kejadian.
“Iya benar, tapi belum ada kronologisnya bagaimana,” ujarnya. Ia juga menyebut bahwa korban akan dibakar di lokasi dalam upaya perang antara kedua kelompok.
Akar Masalah Konflik
Konflik dua kubu ini bukan kejadian tunggal. Sejak pekan lalu, bentrokan antar kelompok di wilayah Kwamki Narama sudah terjadi dan menimbulkan sejumlah korban luka-luka serta ketegangan yang meningkat.
Sebelumnya, perselisihan lokal dilaporkan dipicu oleh masalah sosial dan pribadi yang kemudian berkembang menjadi pertikaian kelompok yang lebih luas.
Ketegangan ini melibatkan sejumlah warga yang kemudian saling menyerang dengan menggunakan panah dan tombak, serta berbagai alat tradisional, yang menunjukkan isu ini telah melampaui masalah sederhana menjadi konflik kelompok bersenjata.
Kegagalan Perdamaian
Pihak kepolisian dan pemerintah daerah telah beberapa kali mencoba meredakan konflik melalui mediasi dan pendekatan damai.
Polda Papua Tengah bersama tokoh masyarakat sempat mengadakan pertemuan dengan pemuka kelompok untuk mendorong penyelesaian tanpa kekerasan.
Namun negosiasi tersebut belum membuahkan hasil yang permanen karena kedua belah pihak tetap membawa dendam lama dan menuntut pertanggungjawaban atas kejadian sebelumnya, termasuk kematian dan luka yang telah terjadi.
Upaya penegakan hukum sebelumnya juga mencakup penangkapan beberapa orang yang dianggap sebagai pemimipin perang (waemum) oleh aparat Polres Mimika.
Mereka sempat diamankan untuk ditenangkan dan diminta membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi provokasi yang memicu bentrokan lebih lanjut. (ron)
