Jayapura, fajarpapua.com – PT PLN (Persero) terus berkomitmen mewujudkan listrik berkeadilan dan transisi energi bersih di Tanah Papua. Komitmen ini diwujudkan dengan memperkuat sistem kelistrikan melalui akselerasi pembangunan infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) hingga ke pelosok desa.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar, menyatakan sistem kelistrikan di seluruh Tanah Papua saat ini dalam kondisi cukup. Selain menjaga pasokan yang aman, PLN juga terus meningkatkan bauran energi hijau untuk ketahanan energi yang berkelanjutan.
“Total daya mampu sistem kelistrikan di keenam provinsi mencapai 527,88 megawatt (MW), dengan beban puncak tertinggi sebesar 345,31 MW. Ketersediaan listrik sangat cukup karena masih ada cadangan daya sebesar 182,57 MW,” jelas Diksi, Minggu (7/12/2025).
Mengingat kondisi geografis Papua yang menantang, diperlukan pendekatan inovatif untuk pemerataan listrik. Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi strategis karena dapat memanfaatkan potensi alam setempat.
“Sistem kelistrikan di keenam provinsi terdiri dari 8 sistem besar dan 372 sistem terisolasi. Dari jumlah tersebut, 190 sistem merupakan pembangkit EBT, seperti PLTS, PLTMH, PLTM, PLTA, dan PLTBm,” ujar Diksi.
Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034, sejumlah proyek strategis pembangkit hijau telah direncanakan di seluruh Tanah Papua. Hal ini bertujuan agar jangkauan listrik dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
“PLN menjalankan beberapa program, seperti Dedieselisasi (konversi dari diesel ke energi hijau), Program Demand Creation PLTS, dan pembangunan PLTMH dengan memanfaatkan aliran sungai. Dengan memaksimalkan potensi yang ada, kami ingin memastikan kesejahteraan masyarakat Papua didukung oleh energi bersih dan berkelanjutan,” pungkas Diksi. (Humas PLN)
