Timika, fajarpapua.com – Pemerintah Kabupaten Mimika terus memperkuat ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal melalui berbagai program peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Salah satunya diwujudkan melalui pelatihan terpadu selama tiga hari, yang berlangsung hingga 10 Desember, mencakup pelatihan barista kopi, pengolahan pangan lokal, kuliner, serta kerajinan tangan khas Mimika.
Asisten II Setda Mimika, Frans Kambu, saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan sambutan Bupati Mimika Mimika memiliki kekayaan alam, hasil bumi, serta warisan budaya yang luar biasa.
Seluruh potensi itu harus terus diberdayakan melalui ilmu pengetahuan, keterampilan, dan inovasi agar memberi nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, pelatihan ini bukan sekadar agenda rutin, tetapi investasi jangka panjang bagi masa depan ekonomi rakyat Mimika.
Melalui pelatihan barista, diharapkan lahir generasi barista lokal yang bukan hanya ahli meracik kopi, namun juga mampu mempromosikan biji kopi Mimika agar dikenal lebih luas.
Direktur LPK Masyarakat Kopi Indonesia, Marthin Lase, menyebut antusiasme peserta sangat tinggi. Ia menegaskan bahwa pelatihan tidak hanya fokus pada teknik meracik kopi, tetapi juga pada aspek hospitality sebagai keterampilan esensial di industri kopi, hotel, dan restoran.
“Tujuan kami adalah membantu barista Mimika meningkatkan kualitas, sekaligus membangun citra kopi Mimika agar dikenal di tingkat nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Ia berharap peserta yang telah mengikuti pelatihan mampu mengembangkan usaha sendiri dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
Senada dengan itu, perwakilan LSP Kopi Indonesia (LSPKI), Krisdiandi, menuturkan bahwa lembaganya siap mendukung peningkatan kompetensi SDM industri kopi di Mimika.
Dalam waktu dekat, LSPKI juga akan melaksanakan sertifikasi barista sebagai bagian dari komitmen peningkatan mutu SDM di sektor kopi, “dari Papua hingga Merauke”.
Dorong Kuliner dan Kerajinan Lokal
Pada bidang pengolahan pangan dan kuliner, pelatihan diarahkan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang usaha dari bahan baku lokal yang melimpah.
Bahan pangan yang selama ini dianggap sederhana diharapkan dapat naik kelas menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Untuk sektor kerajinan, pelatihan meliputi aksesoris, ukiran, serta pembuatan noken.
Noken yang telah diakui UNESCO tidak hanya dilestarikan sebagai identitas budaya Papua, namun juga didorong agar mampu menembus pasar nasional dan mancanegara.
Ketua Bidang Kreatif dan Pemberdayaan Dekranasda Mimika, Nur Ifa Karupukaro, mengapresiasi peran Dinas Koperasi dan UMKM yang terus memfasilitasi pelaku UMKM. Ia menegaskan Dekranasda siap menjadi mitra strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Mimika, Samuel Yogi, menjelaskan pelatihan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UKM, LPK Masyarakat Kopi Indonesia, dan Pemkab Mimika.
Salah satu langkah nyata yang telah dilakukan yaitu fasilitasi sertifikasi nasional bagi sekitar 30 barista di Mimika.
“Ini bukan proses singkat, namun dengan pendampingan dan kerja sama intens, sertifikasi kompetensi nasional dapat terlaksana,” jelasnya.
Ke depan, para barista binaan juga akan difasilitasi peralatan pendukung seperti mesin kopi agar mampu membuka usaha mandiri.
Ia menambahkan sejumlah produk unggulan UMKM Mimika telah menembus pasar hingga Singapura, Batam, dan Malaysia.
Capaian ini menjadi motivasi untuk terus mendorong produk UMKM kampung naik kelas, dari lokal menuju nasional dan internasional.
Pelatihan ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan UMKM Mimika, sejalan dengan semangat “Eme Neme Yauware – membangun Mimika rumah kita”, di mana potensi lokal menjadi kekuatan utama untuk menciptakan ekonomi daerah yang maju dan berkelanjutan. (moa)
