Timika, fajarpapua.com — Pemerintah Kabupaten Mimika kembali menunjukkan kepedulian kepada masyarakat yang terdampak konflik keamanan di Distrik Jila dengan memberikan bantuan menjelang Hari Natal 2025.
Bantuan ini secara langsung diserahkan kepada warga baik yang berasal dari Kabupaten Mimika maupun Kabupaten Mimika yang mengungsi akibat gangguan keamanan.
Bupati Mimika, Johannes Rettob dalam keterangannya kepada media, Senin (22/12) menyatakan penyaluran bantuan merupakan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan sosial serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang terdampak kondisi keamanan menjelang perayaan Natal.
Bupati Rettob menegaskan Pemerintah Kabupaten Mimika terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak dengan menyediakan kebutuhan pangan pokok dan kebutuhan dasar lainnya, terutama bagi mereka yang saat ini berada dalam status pengungsi akibat konflik keamanan.
“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat selama masa perayaan Natal dan memberikan semangat baru memasuki Tahun Baru,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bupati Rettob menghimbau seluruh masyarakat untuk tetap menjaga semangat kekeluargaan dan saling mendukung antar warga dalam menghadapi tantangan bersama di akhir tahun ini.
Sebelumnya Pemkab Mimika melalui Dinas Ketahanan Pangan Mimika juga telah mengirimkan bantuan yang terdiri dari 4 ton beras, 10 karton minyak goreng, 4 karton gula pasir dan 10 karton telur ayam.
Semua bantuan ini telah diangkut menggunakan penerbangan dari hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika ke Distrik Jila sejak Senin (22/12) hari ini.
Kondisi Pengungsi di Distrik Jila
Berdasarkan laporan Kepala Distrik Jila, Hasan Kemong, ratusan keluarga dari sejumlah kampung di sekitar telah mengungsi ke ibu kota Distrik Jila akibat adanya operasi keamanan oleh aparat gabungan yang intensif dalam beberapa pekan terakhir.
Kondisi ini mendorong masyarakat untuk mencari tempat yang lebih aman di ibu kota distrik sambil menunggu situasi kembali stabil.
Menurut informasi, situasi keamanan di Distrik Jila mulai mengalami gangguan sejak akhir Oktober 2025, termasuk adanya penembakan dan operasi penindakan terhadap kelompok separatis bersenjata yang dinilai mengancam keselamatan warga sipil.
Hal ini telah memicu pengungsian dari kampung-kampung ke ibu kota distrik untuk menghindar. (red)
