Jayapura, fajarpapua.com- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat memberikan edukasi keuangan kepada Mahasiswa dan Civitas Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Tengah, Selasa (25/6/2024).
Hal ini dilakukan sesuai dengan amanat UU, OJK mempunyai tugas mengedukasi dan melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan sektor jasa keuangan, peningkatan literasi keuangan dan perlindungan konsumen.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan Papua dan Papua Barat, Muhammad Ikhsan Hutahaean menyebutkan, tingkat pemahaman, keterampilan dan kepercayaan dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan di Provinsi Papua secara khusus masih rendah berdasarkan data SNLIK 2022 dimana tingkat literasi adalah sebesar 45,19 persen, angka tersebut dibawah persentase nasional yang ada di kisaran 49,68 persen.
Sedangkan indeks inklusi keuangan (penggunaan produk keuangan) Provinsi Papua adalah sebesar 76,36 persen dan masih berada di bawah presentasi nasional sebesar 85,10 persen.
“Adapun untuk indeks literasi dan inklusi syariah secara nasional masih berada pada nilai 9,14 persen dan 12,12 persen, rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat seringkali dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan produk dan atau layanan jasa keuangan dengan berbagai cara bahkan dengan cara yang tidak logis dan ilegal. Seringkali masyarakat tidak mendapat informasi akurat sehingga berpotensi merugikan masyarakat, dalam hal ini termasuk mahasiswa sebagai pengguna layanan jasa keuangan,”kata Ikhsan Hutahaean.
Selanjutnya, untuk menyelesaikan masalah yang ada dan mendukung perkembangan daerah maka perlu adanya koordinasi dengan pemerintah, regulator dan pihak lain baik dari internal maupun eksternal OJK. Koordinasi ini diharapkan menghasilkan sinergi kebijakan yang dapat mempercepat pencapaian hal-hal yang diharapkan dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Provinsi Papua.
“Kegiatan Edukasi Keuangan yang dilaksanakan pada hari ini merupakan kegiatan rutin sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh OJK Papua untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di wilayah Provinsi Papua, khususnya bagi para mahasiswa di Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena agar dapat meningkatkan pemahaman dan awereness masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat,”harapnya.
Sampai dengan saat ini, lanjut Ikhsan Hutahaean, OJK Papua telah melaksanakan kegiatan edukasi sebanyak 30 kegiatan yang tersebar di 8 Kabupaten/Kota di 5 Provinsi yaitu Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan dan Papua Pegunungan dengan sasaran peserta edukasi kepada Pelajar dan Mahasiswa, pelaku UMKM, Disabilitas, Masyarakat daerah 3T, dan sebagainya.
Menurut dia, kegiatan Edukasi Keuangan Kepada Mahasiswa dan Civitas Universitas Amal Ilmiah Yapis Wamena merupakan inisiasi OJK Papua dengan bersinergi bersama sesama stakeholders seperti PT BPD Papua Cabang Wamena dan PT. Pegadaian (Persero) Tbk Unit Wamena.
Kegiatan edukasi pada hari ini merupakan usaha untuk mencapai Visi SNLKI 2021-2025 yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki indeks literasi yang tinggi (well literate) sehingga dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan keuangan yang bekelanjutan.
Dalam hal ini, Mahasiswa sebagai salah satu target sasaran edukasi perlu mendapatkan informasi terkini dan literasi perihal layanan jasa keuangan yang ada serta bagaimana cara terbaik untuk memanfaatkan pilihan yang disediakan oleh industri keuangan. Dikatakan, Mahasiswa menjadi salah satu sasaran prioritas literasi dan inklusi keuangan Tahun 2024 dikarenakan Mahasiswa dianggap sudah memiliki literasi keuangan melalui pendidikan formal maupun non formal, media sosial, lingkungan sosial,dan lain-lain.
Selain itu, dalam kesehariannya, Mahasiswa sudah diberikan tanggung jawab untuk mengelola keuangan dan menggunakan fasilitas jasa keuangan. Maka dari itu, Mahasiswa dapat dikatakan salah yang ditargetkan oleh pemerintah menjadi golongan yang memiliki well literate atau berpotensi menjadi sumber daya manusia yang kompeten dalam menunjang perkembangan produk industri jasa keuangan melalui pengetahuan, kemampuan dan keyakinannya.(hsb)