Timika, fajarpapua.com – Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mimika, sejak 1 Januari hingga 5 April telah menangani 16 kasus kebakaran. Sebagian besar kebakaran tersebut diantaranya disebabkan oleh korsleting atau hubungan pendek arus listrik.
Hal tersebut disampaikan Kepala Sub Penanggulangan Kebakaran Kabupaten Mimika, Herman Morare pada Rabu (20/4) di Timika.
“Kebakaran pada Januari 6 kasus, Februari 3 kasus, Maret 6 kasus, April hingga tanggal 5 ada 1 kasus yang disebabkan ledakan kompor gas yang mengakibatkan 5 tempat terbakar, yakni toko Unalala, warung makan bakso, warung makan lalapan, warung empek-empek dan pos security,” ujarnya.
Menurut Herman, rata-rata kasus kebakaran terjadi di area pemukiman warga. Adapun total kerugian mencapai hingga puluhan miliar.
Selain kasus kebakaran, pihaknya juga melakukan penanganan terhadap kasus non kebakaran. Seperti evaluasi sarang tawon dan ular yang masuk pemukiman warga, termasuk pohon tumbang.
“Sampai 5 April 2022 tercatat sudah 5 kasus non kebakaran yang ditangani BPBD Kabupaten Mimika. Paling banyak kasus yang ditangani yakni evakuasi sarang tawon sebanyak 4 kasus,” ungkapnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat Timika untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran. Jika warga akan pergi keluar rumah sebaiknya dipastikan dulu apakah kompor sudah dimatikan atau belum.
“Ini bagian dari kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran, dan jika terjadi kebakaran masyarakat dapat menghubungi Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Mimika dengan No kontak 09013273643,” tutupnya. (feb)