Timika, fajarpapua.com – Perahu berbahan fyber dengan mesin 40PK milik pemerintah Kampung Bulumen Distrik Jita nyaris tenggelam dihantam ombak saat melintas dari kali perairan Kelapa Satu, Distrik Mimika Timur Jauh menuju Pulau Puriri, dengan tujuan pelabuhan Pomako.
Hal itu dikatakan Kepala Kampung Bulumen Distrik Jita, Thomas Jimuta kepada fajarpapua.com di pelabuhan Pomako, Kamis (7/7).
“Jam 7 pagi itu, kami hampir tenggelam karena ombak di laut kepulauan Puriri. Tapi Puji Tuhan kami paksa sampai lewat dan tembus di Puriri menuju Pomako,” kata Thomas.
Menurut Thomas, Agustus musim hujan dan juga musim angin ombak. Sehingga dirinya menyarankan agar warga masyarakat ataupun pengusaha dan pegawai yang menggunakan perahu harus lewat kali potong di tanggul dari Puriri menuju kepala satu untuk selanjutnya menuju Distrik Mimika Timur Jauh, Jita dan Agimuga Bahkan Kabupaten Asmat.
“Kalau perahu kecil dan mesin standar, jangan coba-coba lewat laut. Istirahat atau lewat kali potong saja, atau tunggu sampai laut tidak ombak,” harap Thomas.
Diterangkan, Thomas dan sejumlah perangkat Kampung bertolak dari Kampung Bulumen pada hari Selasa, (5/7).
Pada pukul 12.00 tiba di perairan Pulau Tiga untuk bermalam karena cuaca hujan serta kabut juga.
Selanjutnya, Thomas dan aparat Kampung bertolak dari Pulau Tiga melalui jalur kali menuju Pomako melewati Otakwa dan bermalam di kelapa satu hari Rabu malam, (6/7) karena perahu kandas di kali potong tanggul.
“Kali potong ini sudah sejak dahulu menjadi alternatif jalur perahu dari Timika dan menuju Timika dari wilayah Timur Jauh, Jita dan Agimuga,” beber Thomas.
Selanjutnya pada hari Kamis, (7/7) bertolak dari kelapa Satu melalui laut untuk ke Pulau Puriri dan hampir saja mengalami musibah tenggelam sepanjang perjalanan itu. Fyber terombang-ambing diamuk ombak besar yang datang silih berganti. “Pokoknya nyaris tenggelam,” tuturnya.
Thomas menilai, sebenarnya dirinya bisa saja tinggal di Kampung untuk tidak berangkat ke kota Timika. Namun karena ada tugas dan tanggung jawab, sehingga dirinya harus bertolak keluar kampung untuk menjawab kebutuhan warga dan program kampung melalui ketersediaan Dana Desa.
“Tidak hanya kami di Bulumen. Tapi sepuluh kepala kampung di Jita dan Agimuga bahkan Mimika Timur Jauh pasti alami hal yang sama,” jelas Thomas.
Karenanya Thomas menyarankan agar setiap kampung yang memiliki radio bisa terhubung untuk komunikasi dengan Koramil dan Polsek terkait atau Tim SAR melalui sebelum dan saat akan berangkat.
Selain itu, upaya lain untuk memperlancar transportasi jalur laut adalah meperdalam kali dua kali potong yang berada di wilayah perairan Puriri untuk tujuan utama transportasi laut menggunakan perahu fyber.(edy)