Semarang, fajarpapua.com – Setelah melakukan kunjungan hampir sepekan sejak Senin lalu, pada Jumat (23/9) tim Monev YPMAK melakukan kegiatan hari terakhir yakni berdialog dengan mitra dan mahasiswa di Universitas Katolik Soegia Pranata, Semarang.
Kedatangan Tim Monev YPMAK disambut Marlon Leong S.Kom M.Kom selaku Koordinator pendampingan mahasiswa Amor dan Drs Albertus Istiarto MA selaku Koordinator Non Akademik.
Dalam kegiatan tatap muka di Sekretariat Amor, Marlon Leong menyatakan jumlah mahasiswa Mimika yang kuliah di Universitas Soegia Pranata saat ini sebanyak 13 orang dimana dua diantaranya sudah dinyatakan lulus.
“Tersisa 11 orang, angkatan 2019, angkatan 2021 ada satu orang dan angkatan 2022 ada satu orang,” ujarnya.
Dikemukakan, perkembangan studi mahasiwa cukup bagus dimana 60 persen diantaranya mencatat perkembangan yang positif.
“Sekarang kami dorong Simon segera selesai, sebelumnya Engelbertus lulus duluan bulan April lalu. Semester ini kami sudah mulai ketat. Mahasiswa akan kami evaluasi. Dari yang kami damping 60 persen sudah bagus. Sisa 2 mahasiswa yang perlu pendampingan khusus. Kami atur jadwal supaya tidak bertabrakan,” ujarnya.
Dikemukakan, kendala terbesar yakni ada mahasiswa yang kesulitan dalam belajar. Bahkan ada yang menyerah.
“Semester ini akan dilakukan pendampingan khusus. Ada juga yang pulang Maria Elizabeth Mamiri dan Deikme. Khusus Deikme akan dikembalikan semester ini. Yustinus Ain pulang tidak kembali. Pindah dari Unika ke Untak, kami sudah putus beasiswa sejak bulan Januari lalu. Yang baru Fakultas kedokteran atas nama Romeo Yoakim Sani,” bebernya.
Menanggapi itu, Wakil Direktur (Wadir) Program Perencanaan dan Monev YPMK Nur Ihfa Karupukaro mengemukakan kegiatan monev rutin dilakukan tiap tahun agar YPMAk bisa memonitor perkembangan sekaligus kendala para mahasiswa penerima beasiswa.
“Terima kasih sudah melakukan yang terbaik untuk anak-anak kami. Kami lagi buat pedoman beasiswa bagi mitra agar diterapkan bagi mahasiswa. Apabila tidak dilaksanakan bisa diambil tindakan tegas,” ungkap Ihfa.
Selain itu, YPMAK juga akan membuat kartu peserta beasiswa serta database pelaporan online. Tujuannya agar perkembangan mahasiswa bisa diketahui.
“Kami juga menerapkan kepesertaan BPJS, kami berharap data anak-anak sebagai peserta BPJS. Kami juga lakukan medical check up anak-anak ini tiap tahun,” tuturnya.
Ihfa secara khusus meminta mitra di Unika Soegia Pranata memberi informasi apakah para mahasiswa penerima beasiswa YPMAK memanfaatkan fasilitas atau tidak.
“Misalnya tutorial, buku-buku, itu yang kami butuh laporan berkala dari mitra. Kami siapkan dana pembelian buku tapi apakah mereka mau memanfaatkan itu atau tidak, itu yang kami mau pastikan. Kita berharap kerjasama kedepan lebih bagus lagi,” tukasnya.(ana)