Jayapura, fajarpapua.com-Ikatan Jurnalis Pelajar Nusantara (IJPN) Papua bersama Kominfo Pusat menggelar workshop jurnalistik peningkatan jurnalis di era digital bagi mahasiswa Papua di Jayapura, Rabu (1/3).
Acara ini diikuti oleh 30 peserta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Jayapura dibuka langsung oleh Koordinator Bidang Politik dan Pemerintahan Kementerian Kominfo RI , Dwi Dianingsih, dengan menghadirkan beberapa narasumber dari jurnalis Jayapura dan juga Kominfo Pusat.
Ketua Ikatan Jurnalis Pelajar Nusantara (IJPN) Papua, Roberthus Yewen menjelaskan, workshop yang diaksanakan ini adalah untuk membangun anak muda Papua dan mahasiswa melalui literasi jurnalistik dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM).
“Literasi jurnalistik ini sangat penting untuk dimiliki anak-anak muda, mahasiswa saat ini seperti pada saat mahasiswa mau menulis tugas akhir selalu keliling dan kadang bigung dalam penulisan,”kata Rober Yewen.
Dikatakannya, melalui pelatihan atau workshop para mahasiswa bisa mengetahui dasar-dasar penulisan merupakan bagian terpenting dalam membuat sebuah karya. Untik itu, kami sebagai jurnalis memiliki tanggung jawab untuk berbagi pengetahuan atau ilmu kepada para mahasiswa.
“Kita berharap pelatihan jurnalistik ini terus jadi bagian terpenting dari Kementerian Kominfo dalam membangun SDM) anak-anak asli Papua,”katanya.
Menurut Yewen, anak-anak muda sekarang ini merupakan tongkat estafet untuk pembangunan masa depan Papua, sebab anak-anak muda punya peranan penting dalam menulis tentang kedamaian di Papua.
“Jadi anak-anak mahasiswa mulai sekarang angkat pena menulis kedamaian, ketentraman di Papua, karena ini bagian penting bagi kemajuan. Jadi anak-anak muda tidak boleh jadi tiang yang memecah belah, tapi harus menajadi tiang yang mempersatukan Papua,”sebutnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Politik dan Pemerintahan Kementerian Kominfo RI , Dwi Dianingsih menyampaikan bahwa jurnalistik di era digital ini akan berhadapan dengan warga net yang memiliki keterampilan dan akses terhdap media sosial yang tidak memiliki akses oleh berbagai tingkat masyarakat maupun usia.
Namun saat ini dunia digital sudah dinikmati oleh berbagai masyarakat mulai dari anak-anak, remaja dan lansia dengan berbagai latar belakang pendidikan maupun lingkungan. Jurnalis tidak lagi sendiri dalam hirup pikuk lalu lintas produksi dan distribusi informasi digital. “Jurnalis tidak lagi menjadi satu-satunya jadi sumber fakta dan informasi bagi masyarakat,”ujar Dwi Dianingsih.
Ia mengungkapkan, pemerintah menyadari bahwa masyarakat memiliki hak atas informasi yang berkualitas berdasarkan fakta, yang mencerahkan dan menembangun nasionalisme. Oleh karena itu, kata Dwi, jurnalis wajib menghadirkan fakta sebagai informasi yang baik dan benar bagi masyarakat.(hsb)