BERITA UTAMAMIMIKA

Pengakuan Adik Kandung Sopir Truk yang Ditemukan di Kilometer 7 Timika, Sempat Ikut Kesetrum Saat Menyentuh Jenazah

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

Pengakuan Adik Kandung Sopir Truk yang Ditemukan di Kilometer 7 Timika, Sempat Ikut Kesetrum Saat Menyentuh Jenazah

Share this article
IMG 20230302 WA0008
Keluarga korban sedang menunggu jenazah di RSUD Mimika, Rabu (1/3/2023) malam.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Timika, fajarpapua.com – Yansen Sandarate (40) yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir truk meninggal dunia akibat kesetrum arus listrik saat mengambil makanan babi di kolam depan kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan di Kilometer 7 Jln Poros Pomako sekira pukul 20.20 WIT, Rabu (1/3/2023).

Adik kandung korban, Kristianto mengatakan korban keluar rumah di Jalur 4, SP4 sekira pukul 17.30 WIT. Kemudian ia menemukan kakaknya telah meregang nyawa di TKP sekira pukul 21.00 WIT.

“Saat sampai di TKP, saya sudah curiga terjadi sesuatu, karena motornya terparkir di pinggir jalan dan ada jejak kaki korban di rumput sekitar kolam. Kemudian, saya balik rumah mengambil senter. Saat kembali ke TKP, saat saya senter ke arah kolam, saya melihat korban sudah terapung di dekat tiang. Saya sempat mau menyentuh tubuh korban, tapi saya juga kesetrum arus listrik,” ungkap adik kandung korban, Kristianto kepada wartawan di ruang jenazah RSUD Mimika, Rabu (1/3/2023) malam.

Melihat kondisi korban, dirinya berlari ke arah jalan dan berteriak minta tolong. Selanjutnya informasi sampai ke Polres Pelayanan, sehingga selang beberapa menit kemudian beberapa anggota polisi tiba di TKP.

“Saat mau evakuasi korban, arus listriknya sudah diputuskan dan tidak ada strumnya lagi. Sekitar pukul 22.00 WIT jenazah korban dievakuasi ke RSUD dibantu pihak kepolisian dan warga sekitar,” tuturnya.

Sementara itu Anggota DPRD Mimika, Mariunus Tandiseno yang juga keluarga korban meminta pertanggungjawaban perusahaan pemilik tiang dan kabel sebagai sumber arus listrik yang menyetrum korban.

Meskipun keluarga menerima dengan ikhlas meninggalnya korban. Namun, keluarga juga akan menuntut pertanggungjawaban dari pihak perusahaan yang memiliki tiang dan kabel, baik PLN, Telkom maupun TV Kabel.

“Kalau ada tiang dan kabel berantakan begitu, berarti sudah tidak safety dan membahayakan warga. Berarti perusahan itu teledor, sehingga memakan korban. Terbukti sekarang satu korban tewas. Kami langsung buat laporan polisi supaya perusahan terkait diundang bahas soal ini, supaya tidak ada lagi korban lainnya,” ungkap Mariunus. (ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *