BERITA UTAMAMIMIKA

Dua Kali Alami Deflasi, Selama Bulan Maret Pergerakan Harga Bahan Pangan di Mimika Signifikan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

Dua Kali Alami Deflasi, Selama Bulan Maret Pergerakan Harga Bahan Pangan di Mimika Signifikan

Share this article
ce712ee8 b5ea 487d b51e 13e57460b9ee
Penjualan bahan makanan pokok di Pasar Sentral Timika.

Timika, fajarpapua.com – Dua bulan pertama Januari dan Februari 2023 Perekonomian di Kabupaten Mimika mengalami deflasi. Diperkirakan, deflasi terjadi lantaran masih banyak barang stok lama sehingga kenaikan harga belum terlihat.

“Februari lalu kembali deflasi, karena itu pengaruh masih ada stok lama, jadi harga belum bergerak selama Februari,” ujar Kepala BPS Timika Ouceu Satyadipura kepada fajarpapua.com Senin (20/3) di Timika.

ads

Menurut Ouceu, di bulan Maret ini pergerakan harga sangat signifikan. Untuk itu pihaknya memberikan masukan kepada Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Mimika untuk melihat langsung komoditas tertentu dengan melakukan intervensi supaya harga kembali normal.

“Pergerakan signifikan sekali, kami berharap TPID bisa intervensi khusus untuk komoditas tertentu supaya harga kembali normal, atau kalau bisa dibawahnya,” katanya.

Karena itu, dengan adanya pasar murah yang digalakkan Pemda Mimikq, kata Ouceu, otomatis mempengaruhi rencana kenaikan harga oleh pedagang-pedagang besar.

“Ya kalau tetap paksa naik harga pasti tidak laku. Ini salah satu langkah yang cukup bagus. Kita nanti juga akan usulkan gerakan tanam mandiri, tanam cabe sendiri, tomat sendiri, jadi komoditas itu tidak akan meroket harganya karena masyarakat sudah punya,” ungkap Ouceu.

Menurut dia, hal ini sangat berbahaya jika tidak dikendalikan.

“Memang bahaya sekali kalau inflasi ini tidak kita kendalikan, ini proyek nasional. Mengingat perekonomian dunia sedang berjalan tidak baik, nah dikhawatirkan kita negeri dibagian selatan terkena imbasnya, khususnya di pertengahan tahun sampai ke akhir tahun itu bahaya sekali kalau tidak dikendalikan,” paparnya.

Menurut dia, saat ini sudah ada 11 negara yang telah menjadi pasien International Monetary Fund (IMF), bahkan salah satunya seperti negara Argentina angka inflasi mencapai 95 persen.

“Jangan sampai kita begitu, kasihan masyarakat. Alhamdulillah pemerintah bergerak cepat, kami di BPS siap mendukung mensuplai data atau informasi apapun itu untuk menekan laju inflasi,” ucapnya.

Saat ini, harga-harga komoditas seperti kebutuhan rumah tangga sudah mulai mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Cabe rawit misalnya, sekitar dua minggu lalu harganya masih berada di kisaran 35-40 ribu per kilogram, namun kini harga sudah berada di kisaran Rp 60-65 ribu.

Sementara bawang merah masih bertahan di harga 65 ribu per kilogram. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *