Jayapura, fajarpapua.com- Masyarakat adat dan Paguyupan Nusantara Kabupaten Jayapura mendeklarasi Mathius Awoitauw (MA) sebagai calon Gubernur Papua periode 2024-2029, pada pemilukada tahun 2024 mendatang.
Deklarasi ini dimulai dengan prosesi pengesahan dan penyematan makhota oleh 9 dewan adat suku di Obe Bambar, Kampung Bambar, Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Jumat (31/3).
Selanjutnya dilakukan dengan penandatanganan bentuk dukungan masing-masing oleh tokoh adat, agama, pemuda, paguyuban dan tokoh masyarakat di Kabupaten Jayapura kepada Mathius Awoitauw.
Ketua Dewan Adat Suku (DAS) Sentani, Orgenes Kawai sebagai inisiator deklarasi MA sebagai calon Gubernur Papua, menyatakan tekadnya untuk mendukung mantan Bupati Jayapura dua periode itu untuk ikut bertarung dalam pemilihan Gubernur Papua pada Pemilu nanti.
“Kita tau semua di Kabupaten Jayapura hanya ada Mathius Awoitauw yang siap menyatakan maju Cagub. Kalau ada orang yang lebih dari Mathius Awoitauw kasih tau saya, yang lebih hanya Mathius dan saya. Kalau orang pintar masih banyak tetapi orang sederhana hanya saya dengan Mathius.”tegas Orgenes Kawai kepada wartawan usai deklarasi.
Ia mengklaim sebagai pemimpin pihaknya mengetahui orang-orang yang pantas dan hebat di Sentani. ”Saya juga tau siapa yang pintar tetapi kelakuannya tidak baik, jadi kalau orang pintar tetapi kelakuannya tidak baik bisa memberikan sesuatu kepada rakyatnya, saya pikir sama saja rakyat biasa lebih baik. Kami mau anak-anak kami, generasi kami kedepan bisa menjadi gubernur,”katanya.
Ditempat yang sama Mathius Awoitauw menyampaikan apresiasi atas upaya dari masyarakat adat dalam mendukungnya maju dalam pemilihan Gubernur Papua tahun 2024 mendatang.
“Apa yang dilakukan dewan adat sebagai bentuk dukungan karena mungkin masyarakat adat sudah melihat apa yang pernah kita lakukan selama memimpin di Kabupaten Jayapura dalam mempertahankan eksistensi masyarakat adat,”sebut Mathius.
Mathius mengatakan, selama puluhan tahun bahkan ratusan tahun ada pembiaran terhadap masyarakat adat serta keberadaan orang asli Papua.
“Jadi perlu perjuangan untuk mengembalikan jati diri orang Papua baru mulai, bahwa sebelum ada negara masyarakat adat sangat kuat mengatur segala pembangunan, mengatur seluruh kehidupan,”ucap Mathius.
Dalam kesempatan tersebut menyampaikan pihaknya telah melalui inisitif masyatakat adat menetapkan Hati Kabangkitan Masyarakat Adat yang dimulai sejak 24 Oktober 2013.(hsb)