BERITA UTAMAMIMIKA

Pedagang Daging Babi Minta Pemetaan Wilayah Rawan Virus ASF, ini Jawaban Disnak Keswan Kabupaten Mimika

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
96
×

Pedagang Daging Babi Minta Pemetaan Wilayah Rawan Virus ASF, ini Jawaban Disnak Keswan Kabupaten Mimika

Share this article
IMG 20240221 WA0052
Ilustrasi

ads

Timika, fajarpapua.com – Para pedagang daging babi meminta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Mimika untuk memetakan wilayah rawan terkait Virus African Swine Fever (ASF).

Pemetaan ini dipandang penting karena menyangkut keberlangsungan bisnis mereka dan juga untuk menghindari pedagang menjual daging babi dari wilayah rawan.

Terkait hal ini, Kepala Disnakeswan Kabupaten Mimika, drh. Sabelina Fitriani melalui Kabida Kesehatan Hewan drh. Bakti Erma Surfani menyampaikan, saat ini pihaknya masih melakukan pembahasan adanya rumah potong serta para pedagang daging babi di Pasar Sentral Timika.

“Kita masih menggodok terkait penjualan daging babi, karena saat ini perhari diperkirakan sekitar 100 ekor babi mati karena ASF,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (21/2).

Dirinya juga mengatakan pihak Disnakeswan Kabupaten Mimika masih terus berkoordinasi untuk pemataan titik rawan ASF.

“Titik merah itu, kebanyakan di bagian Kota Timika, kalau di wilayah Iwaka masih titik hijau, masih bisa dibilang aman. Titik-titik ini yang mau kita petakan,” ungkapnya.

Menurutnya, penutupan sementara penjualan daging babi di Pasar Sentral Timika merupakan langkah Disnakeswan Kabupaten Mimika untuk mengurangi penyebaran virus ASF.

Penutupan ini ujarnya sangat penting mengingat hanya melalui hasil uji tes laboratorium yang dapat memastikan babi sehat untuk dijual.

“Kalau bisa yang berjualan jangan hanya menuliskan daging babi sehat, namun bisa memberikan keterangan asal kandang ternak babi dimana,” jelasnya.

Dirinya juga menambahkan, pertanggal 20 Februari 2024 tercatat sudah 1.726 ekor babi yang mati akibat virus ASF di Kabupaten Mimika.

“Kita terus mencari solusinya, dari tahun lalu kita sudah memberikan himbau untuk larangan kepada masyarakat tidak membawa olahan daging babi dalam bentuk sosis, bakso, kerupuk kulit, dendeng dan lain-lain ke Timika, jadi kami hanya minta masyarakat untuk bersabar, sebab apabila masyarakat masih tetap menjual, tidak ada jaminan virus tidak menyebar,” tutupnya. (moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *