Timika, fajarpapua.com – Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme Kamoro (YPMAK) memberikan suport kepada Pemda Mimika dalam memajukan bidang pendidikan, dengan berinisiatif membangun Sekolah Menengah Atas (SMA) unggulan di Kabupaten Mimika.
Sebagai langkah awal rencana pembangunan SMA unggulan oleh YPMAK dilakukan survey di beberapa sekolah yaitu di SMAN 1 Mimika, Sekolah Asrama Taruna Papua (SATP), Sentral Pendidikan dan Asrama Salus Populi SP III Timika, Senin (24/6).
Dalam melakukan survey YPMAK melibatkan Prof Charlie D Heatubun yang merupakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah, Provinsi Papua Barat (Balitbangda) dan guru besar pada Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua yang juga selaku pemrakarsa Sekolah Taruna Kasuari Nusantara di Manokwari Papua Barat.
Wakil Direktur Program dan Monev YPMAK Nur Ihfa Karupukaro mengatakan, SMA unggulan tersebut akan menjadi wadah SDM Amungme dan Kamoro di Kabupaten Mimika bisa diterima di Sekolah Kedinasan maupaun Perguruan Tinggi Negeri dengan baik.
“Karena kita tau bahwa kendala yang terjadi saat ini anak-anak terutama anak didik beasiswa tidak banyak yang masuk disekolah Kedinasan maupun Perguruan Tinggi Negeri. Maka kami berharap kedepan dengan adanya SMA unggulan tersebut bisa ada anak-anak kita bisa sekolah di Sekolah Kedinasan dan Perguruan Tinggi Negeri,”jelasnya.
Ihfa mengungukapkan pihaknya berharap nantinya SMA unggulan tersebut bukan milik YPMAK tetapi milik pemerintah yang akan disuport oleh YPMAK dan PT Freeport Indonesia.
“Jadi Pemerintah tetap berada didepan,”ungkapnya.
Terkait melibatkan Prof Charlie D Heatubun menurut Ihfa pada saat YPMAK memcari informasi terkait sekolah-sekolah unggulan yang ada di Indonesia ternyata ada salah satu sekolah unggulan yang terbentuk di Manokwari Papua Barat yang diprakarsai oleh guru besar pada Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua itu.
“Jadi setelah kita baca literaturnya ternyata sangat luar biasa dan kita juga berharap hal itu bisa terkadi di Kabupaten Mimika,”tuturnya.
Sementara Prof Charlie D Heatubun mengatakan, berdasarkan hasil survey bisa dilihat potensi dan kondisi riil memyangkut Pendidikan Dasar dan Menengah yang ada di Kabupaten Mimika.
Menurutnya bisa dilihat dengan jelas bagaimana kebutuhan-kebutuhan yang memang dirasakan untuk memperbaiki proses-proses pendidikan tersebut dalam rangka peningkatan kualitas SDM.
Karena Tanah Papua merupakan daerah otonomi khusus tambahnya sehingga sesuai dengan aspek perlindungan, pemberdayaan itu otomatis mengarah pada peningkatan kualitas SDM orang asli Papua untuk di Mimika secara khusus terkait dengan Amungme dan Kamoro.
“Kita juga dapat melihat permasalahan-permasalahan yang harus mendapat perhatian yang sangat serius baik dari Pemda yang sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 106 dan 107 terkait dengan Bidang Pendidikan untuk Sekolah Dasar dan Menengah itu kan ada di Kabupaten,” jelasnya.
Sehingga menurutnya dukungan-dukungan yang sudah diberikan oleh YPMAK maupun PTFI sebagai mitra dari Pemerintah benar-benar sangat dibutuhkan.
“Untuk bagaimana meningkatkan kualitas dalam hal belajar mengajar, terkait dalam peningkatan infrastruktur dan juga tidak terlepas dari tata kelola dari pada pendidikan itu aendiri,”tuturnya.
Prof Charlie mengungkapkan, kebutuhan untuk sekolah unggulan ataupun pendidikan dasar yang unggul adalah sangat penting.
Karena lanjutnya dengan pendidikan unggul tersebut mempersiapkan generasi muda untuk menjadi generasi emas, terutama untuk mengejar target Indonesia Emas ditahun 2045.
“Ini bukan sesuatu yang hanya retorika tetapi sesuatu yang benar-benar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Karena masa depan negara dan tanah ini sangat ditentukan oleh manusianya,”ungkapnya.
Ia menegaskan, dalam konteks otonomi khusus tidak bisa mengambil jalan
jalan kompromi untuk menurunkan standar-standar yang ada tetapi justru dengan sumber daya yang ada itu justru meningkatkan kualitas, bila perlu dua sampai tiga kali diatas standar yang ada untuk mempersiapkan generaai emas kita.
“Jadi kalau disana ada istilah rotan harus tetap rotan, bukan kalau tidak ada rotan akarpun jadi. Jadi kalau rotan ya harus rodan didalam bidang pendidikan. Mudah-mudahan apa yang sudah kami saksikan dan lihat dalam kunjungan ini bisa ditindak lanjuti oleh YPMAK yang didukung PTFI, tapi juga kemudian dalam rangka peningkatan perencanaan dan kewenangan Pemda Mimika. Saya pikir proses ini Pemerintah harus mengambil peran, tidak bisa mitra yang memimpin proses tetapi Pemerintah harus mengambil proses ini seluruhnya,”tegasnya.(ron)