Timika, fajarpapua.com – Anggota TNI, Pratu Ilham Jaya, dilaporkan gugur saat kontak tembak dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Senin (7/10).
Dari informasi yang diterima media ini, jenazah dibawa ke RSUD Mimika dan tiba dibandara Mozes Kilangin Timika Senin (7/10) pukul 12.46 WIT. Hari ini almarhum diterbangkan ke Kampung halamannya di Bone Sulawesi Selatan.
Pihak TNI saat dikonfirmasi belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Sementara dalam laman media sosial Sulsel, ucapan duka mulai berseliweran.
Sementara Sebby Sambom selaku Jubir TPNPB OPM dalam siaran persnya menyampaikan, manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB secara resmi menggumumkan kepada Presiden Indonesia, Panglima TNI, Kapolri dan seluruh kabinet dalam pemerintahan Jokowi bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat siap bertanggungjawab atas tewasnya Pratu Ilham Jaya pasukan Elit Kostrad TNI AD di Intan Jaya pada hari Senin, 7 Oktober 2024, serta Serda M Bagus Setiawan anggota Satgas Rajawali Yonif 411/Pandawa di Nduga pada hari Jumat, 4 Oktober 2024 dalam pertempuran antara TPNPB dengan militer indonesia.
“Terkait dengan hal tersebut, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB menyampaikan kepada semua pihak bahwa TPNPB telah siap melakukan pertempuran darat melawan militer pemerintah Indonesia di medan perang dan juga siap menghadapi pasukan elite TNI yang dikirim oleh Presiden Indonesia di Papua, yang saat ini termasuk dalam wilayah konflik bersenjata di kawasan Melanesia,” katanya.
Sebby menambahkan TPNPB akan terus mengeksekusi mati pasukan militer Indonesia di medan perang di Papua. Karena, TPNPB telah didukung oleh Tuhan, Roh Para Leluhur, Alam, Rakyat Papua, Indonesia dan komunitas global terkait penghentian penjajahan kolonialisme Indonesia diatas tanah Papua. Tanah yang masih dihuni oleh suku-suku asli di Papua.
“Maka, dengan berbagai macam cara yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk mengusir rakyat kami dari tanah leluhur kami, maka TPNPB dengan ini tegaskan bahwa siap perang dan mempertahankan hak-hak masyarakat adat di Papua hingga Papua Merdeka. Dan juga mendesak kepada seluruh kepala suku di tanah Papua untuk tidak menjual tanah kepada pemerintah Indonesia dengan alasan apapun sebab orang Papua bisa hidup tanpa uang, tetapi tidak bisa hidup tanpa hutan dan alam leluhur yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kami,” ujarnya.(red)