Merauke, fajarpapua.com – PT PLN (Persero) siap mendukung program ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan mengalirkan listrik di lahan pertanian kawasan Food Estate Merauke.
Diresmikan langsung oleh Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Adi Priyanto bersama Dansatgas Hanpangan Kementan RI, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, pilot project electrifying agriculture seluas 1.058 hektar di Kampung Telaga Sari, menjadi kawasan percontohan dari program satu juta hektar sawah di Kabupaten Merauke pada Rabu (9/10).
Selain mendukung kesiapan infrastruktur ketenagalistrikan, PLN juga memberikan bantuan dua unit pompa air listrik dengan kapasitas 10 kW dan 7,4 kW kepada para petani. Sebelumnya, para petani menggunakan pompa air diesel untuk mengairi lahan pertanian mereka.
Kepala Kampung Telaga Sari, Riyanto, menyambut baik program yang ditawarkan oleh pemerintah dengan PLN ini. Dia berharap bahwa apa yang akan dijalankan ini dapat membawa perubahan bagi masyarakat.
“Terimakasih kami ucapkan kepada pihak PLN yang telah membantu kami dari pompa air listrik hingga jaringan listrik ke wilayah pertanian. Mudah- mudahan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Semoga dapat meningkatkan produksi hasil pertanian, efisiensi waktu, dan lain-lain,” ujarnya.
Senada dengan Riyanto, Slamet yang merupakan salah satu petani di Kampung Telaga Sari juga menyampaikan bahwa penggunaan pompa listrik dapat menghemat biaya operasional.
Adanya pembatasan pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi bagi para petani sebanyak 25 liter per bulan menjadi salah satu kendala dalam menggarap lahan.
“Kini para petani di Kampung Telaga Sari dapat memanfaatkan pompa air listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Kami atas nama Petani Telaga Sari mengucapkan terima kasih atas bantuan pompa air listrik dan saluran listrik dari PLN,” ujar Slamet.
Dansatgas Hanpangan Kementan RI, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, menjelaskan bahwa penggunaan pompa air listrik diproyeksikan dapat menghemat biaya operasional petani lebih dari 25 persen.
Hal ini akan memberikan dampak peningkatan kesejahteraan, sehingga para petani bisa lebih sejahtera dan bahagia.
“Targetnya, dengan adanya electrifying agriculture, produktivitas petani di Telaga Sari dapat meningkat hingga 50 persen. Hal ini sejalan dengan target pemerintah untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional. Dengan luas satu juta hektar nantinya, maka kita bisa bayangkan apabila menggunakan pompa listrik yang akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan menggunakan pompa dengan bahan bakar solar,” tambah Mayjen Ahmad Rizal.
Penggunaan pompa air listrik menawarkan efisiensi yang lebih baik. Dengan asumsi harga solar Rp 6.800/liter (subsidi) dan tarif listrik Rp 1.444,70/kWh, serta perhitungan untuk pengisian air di 1 hektar sawah sebanyak 6 kali dalam 3 bulan, pompa air listrik terbukti lebih hemat sebesar Rp 426.230,-/hektar dibandingkan dengan pompa air diesel.
Selain lebih hemat, pompa air listrik juga lebih efisien waktu. Dengan tenaga yang lebih besar namun biaya yang lebih rendah, pengisian air menjadi lebih singkat, yaitu hanya 5 jam dibandingkan dengan 12 jam jika menggunakan pompa air diesel.
Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Adi Priyanto, merasa optimis dengan hadirnya listrik, produktivitas petani akan meningkat drastis.
Untuk memenuhi kebutuhan daya sebesar 513 kW pada lahan percontohan tersebut, PLN membangun jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang satu kilometer sirkuit (kms) yang dipasok dari Sistem Merauke.
“Kedepannya PLN akan terus berpartisipasi aktif dalam menyediakan infrastruktur ketenagalistrikan untuk mendukung keberlangsungan program ini. Kami harap setelah listrik masuk, para petani bisa bekerja lebih cepat,” papar Adi.
Pilot project electrifying agriculture di Telaga Sari merupakan langkah nyata PLN dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Ketersediaan listrik yang andal, dapat menunjang aktivitas sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(hsb)