BERITA UTAMAPAPUA

OPM Minta Tenaga Medis dan Guru Asal NTT dan Maluku Tidak Bertugas di Daerah-daerah Konflik di Papua

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
17043
×

OPM Minta Tenaga Medis dan Guru Asal NTT dan Maluku Tidak Bertugas di Daerah-daerah Konflik di Papua

Share this article
IMG 20240203 WA0057
Jubir KOMNAS TPNPB, Sebby Sambom

Timika, fajarpapua.com – Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Sebby Sambom, memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang dilayangkan oleh TNI mengenai penyerangan terhadap tenaga kesehatan dan guru di Papua.

iklan
Banner Iklan
iklan

Dalam pernyataannya pada 24 Maret 2025, Sambom menegaskan tuduhan tersebut tidak benar dan tidak memiliki dasar yang kuat.

“Kami belum menerima laporan resmi dari lapangan terkait insiden tersebut. Yang ada hanya versi pemerintah. Kami tidak menyatakan bahwa ada enam orang yang dibunuh, itu adalah klaim dari pemerintah, bukan pernyataan resmi dari kami,” tegas Sambom.

Ia juga menanggapi pernyataan TNI yang menyebutkan bahwa motif penyerangan karena masyarakat tidak memberi dana yang diminta OPM.

“Tuduhan ini tidak masuk akal. Jika memang ada ketidakpuasan dari masyarakat, mengapa tidak ada laporan sebelumnya?. Pernyataan TNI ini prematur dan tidak berdasar,” tambahnya.

Selain itu, Sambom mengkritik pernyataan Panglima TNI yang menyebutkan bahwa semua tenaga guru dan medis yang bertugas di Papua adalah bagian dari TNI.

“Makanya wajar kami bunuh karena mereka (tenaga guru dan kesehatan) adalah TNI,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sambom mengimbau masyarakat asli Papua agar tidak mudah percaya terhadap aparat keamanan Indonesia.

“Polisi dan TNI datang ke sini bukan untuk melindungi, tetapi untuk menguasai. Jangan mudah percaya pada janji mereka. Mereka menggunakan berbagai cara, termasuk bantuan pangan dan obat-obatan, untuk mengendalikan kami,” tegasnya.

Dalam pesannya, Sambom juga mengumumkan bahwa OPM telah melarang bangsa melanesia luar Papua yakni NTT dan Maluku untuk masuk ke wilayah-wilayah konflik di Papua.

“Kami sudah memperingatkan mereka, jangan datang ke sini. Kami sedang berjuang untuk kemerdekaan Papua dan membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk bangsa Melanesia Maluku dan NTT,” tegas Sambom.

Bahkan dalam penegasan terpisah, Sebby Sambom meminta guru dan petugas medis asal NTT dan Maluku yang sudah terlanjur bertugas di daerah konflik Papua agar kembali bertugas di kota. “Saudara-saudara bagian dari kami, tapi dalam perang kami tidak melihat siapa yang jadi korban, kami minta saudara-saudari bertugas saja di kota, sekarang kami lagi perang,” pintanya.

Di akhir pernyataannya, Sambom menegaskan bahwa TPNPB belum secara resmi menyatakan resmi perang, tetapi siap bertempur jika diperlukan.

Sekedar diketahui, Panglima TNI dalam pernyataannya mengatakan TNI yang bertugas di Papua selain menjaga keamanan teritorial juga mengajar dan melayani kesehatan warga. Namun bak senjata makan tuan, pernyataan itu disalahartikan bahwa guru dan nakes yang bertugas di Papua adalah bagian integral dari TNI.(moa)

Banner Iklan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *