Timika, fajarpapua.com – Markas Pusat Komite Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (KOMNAS TPNPB) mengklaim telah menerima laporan resmi dari Panglima TPNPB Kodap Yambi, Yuniro Enumbi, mengenai hasil pertemuan pasukan di Puncak Jaya.
Pertemuan tersebut dihadiri Lekagak Telenggen selaku Komandan Operasi Umum TPNPB, serta seluruh pasukan di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan itu, pasukan TPNPB Puncak Jaya menyatakan penolakan tegas terhadap pembangunan pos-pos militer Indonesia di wilayah operasi mereka. Mereka mengancam akan melancarkan operasi jika pemerintah Indonesia tetap memaksakan pendirian pos tersebut.
“Jika pembentukan pos militer dilakukan, maka seluruh pasukan TPNPB di Puncak Jaya siap bertempur melawan militer Indonesia,” ujar Jubir TPNPB Sebby sambom dalam siaran pers, Minggu pagi ini.
Selain itu, Lekagak Telenggen disebutkan telah menyerukan perlawanan lebih luas di seluruh tanah Papua. Menurutnya, konflik bersenjata telah terjadi di Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Sinak, serta akan meluas ke 36 Komando Daerah Pertahanan (Kodap) di Papua.
“Perang adalah solusi untuk merebut kemerdekaan Papua dari pendudukan ilegal Indonesia. Semua kelompok bersenjata harus bersatu dan melanjutkan perjuangan,” tegasnya. (moa)
tetep aja bangun pos… ngapain memperdulikan orang yg mau ngisruh NKRI.
menurut saya Bagus… jika TPNPB ingin melakukan operasi militer biar cepat selesai urusannya. Saya kira TNI pasti selalu siap dan ini yang ditunggu. Jangan cuma berani tebar ancaman dan membunuh korban yang tak berdosa. Kalau memang TPNPB memang hebat, buktikan head to head dengan TNI jangan cuma menindas masyarakat sipil saja. seluruh dunia pun sudah tau kalian cuma sekumpulan penipu yang mimpi di siang bolong.
operasi militer,,,
yang ada membunuh guru, masyarakat sipil yang tidak berdosa!
sok hebat,berak aja belum bisa ceblok!
itu cuma gertak sambal dari TPNPB. Mana berani ketemu TNI. KKB itu cuma diperalat oleh segelintir OAP yg berada di luar sana.klu toh Papua akan merdeka…pasti rakyat papua tetap begitu kehidupan mereka. tetap terlindas oleh OAP sendiri yg berdiri di luar sana..
sebanyak2nya pos Militer dibuat, persempit gerak dan kunci posisi dipersemunyian mereka.
Berikan senjata dan jumlah Personil TNI/POLRI dengan aman dan lebih dari cukup dengan senjata yg lebih canggih.
sebaiknya meliter asli Papua di kirim Bertugas keluar PAPUA.disangsikann integritasnya..
semua media dimainkan Intel OPM/TNPB
tidak membuat media, hanya Intel Indonesia putar balik bahasa di Papua.