Timika, fajarpapua.com – Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Timika menyampaikan permohonan maaf atas insiden penerimaan jatah beras pegawai yang dinilai kurang layak konsumsi.
Kepala Perum Bulog KC Timika, Dedy Wahyudi kepada fajarpapua.com, Senin (21/4) menegaskan pihaknya telah mengambil langkah cepat untuk mengganti beras tersebut dengan kualitas lebih baik.
“Kami secara terbuka meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Bagi penerima yang merasa berasnya tidak sesuai, silakan kembalikan. Kami siap menggantinya segera,” ujar Dedy saat ditemui diruang kerjanya.
Menurutnya, beras yang didistribusikan merupakan produksi petani lokal dengan standar pecahan beras (broken rice) 25 persen.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Tahun 2025, namun hal ini membuat sebagian penerima dikabarkan “kaget” karena sebelumnya terbiasa menerima beras impor dengan tingkat pecahan hanya 5 persen.
Dedy menjelaskan, meski pecahannya lebih tinggi, kualitas beras tetap layak konsumsi.
“Beras ini berasal dari petani Indonesia, bukan impor. Kami sendiri mengonsumsi beras yang sama. Pecahan 25 persen tidak memengaruhi mutu, hanya tekstur yang berbeda,” tegasnya.
Dedy mengatakan, Bulog KC Timika kini akan meningkatkan pemeriksaan kualitas beras sebelum distribusi.
Setiap bulan, cabang ini mendistribusikan 200-300 ton beras untuk TNI, Polri, dan ASN di wilayah Mimika dan Puncak.
“Sebelum disalurkan, kami uji layak konsumsi, termasuk mencicipinya langsung. Kami pastikan tidak ada unsur kesengajaan dalam insiden ini,” tambahnya.
Hingga kini, sebagian penerima telah mengembalikan beras, sementara lainnya memilih tetap mengonsumsi.
Bulog Timika kembali menegaskan komitmennya untuk memastikan transparansi dan kualitas terbaik ke depan.
“Kami menghargai masukan masyarakat. Jika masih ada keluhan, jangan ragu mengembalikan beras. Kami siap bertanggung jawab,” pungkas Dedy. (moa)