Jakarta, fajarpapua.com — Dalam suasana duka atas wafatnya Paus Fransiskus, Gereja Katolik memasuki masa Sede Vacante atau tahta suci kosong. Selama periode ini, terdapat penyesuaian penting dalam liturgi, terutama dalam Doa Syukur Agung dan Ibadat Harian, dimana nama Paus tidak lagi disebutkan.
Mengacu pada pedoman resmi yang diterbitkan oleh Ufficio Liturgico Nazionale della Conferenza Episcopale Italiana dalam dokumen Indicazioni Liturgiche per la Sede Vacante, disebutkan bahwa penghilangan nama Paus dalam liturgi adalah bentuk penghormatan akan kekosongan takhta Petrus.
Dalam Doa Syukur Agung II, misalnya, bagian yang biasanya menyebut nama Paus kini hanya mengacu pada Uskup setempat dan rohaniwan lain:
“Ingatlah, Tuhan, akan Gereja-Mu yang tersebar di seluruh bumi, agar Engkau menyempurnakannya dalam cinta kasih, dalam persatuan dengan Uskup kami…, serta semua rohaniwan.”
Penyesuaian serupa juga berlaku dalam Doa Syukur Agung III dan Liturgi Ibadat Harian.
Selain itu, Gereja menganjurkan seluruh umat untuk mendoakan pemilihan Paus yang baru. Dalam masa ini, keuskupan dapat merayakan Misa khusus “Untuk Pemilihan Paus”, yang dirayakan dengan warna liturgi Masa Prapaskah. Hal ini sesuai dengan harapan agar pemilihan Paus yang baru dapat berlangsung dengan bijaksana dan demi kebaikan seluruh umat Allah.
Setelah seorang Paus baru terpilih dan diumumkan kepada umat, namanya akan kembali dicantumkan dalam doa-doa liturgi, sebagaimana ditegaskan dalam Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis. (Doddy Sasi, CMF)
Paus Dimakamkan Hari Sabtu Ini
Sementara itu, jenazah mendiang Paus Fransiskus akan dipindahkan dari kediamannya di Casa Santa Marta untuk disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu (23/4).
Kantor Pers Takhta Suci pada Selasa menyatakan jenazah Fransiskus akan disemayamkan di basilika tersebut hingga hari pemakamannya pada Sabtu (26/4), agar umat bisa memberi penghormatan terakhir.
Camerlengo atau kepala pengurus rumah tangga Vatikan, Kardinal Kevin Farrell, akan memimpin upacara pemindahan jenazah, yang akan dimulai Rabu pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB) dengan doa bersama.
Peti yang berisi jenazah Paus Fransiskus akan dibawa melewati Lapangan Santa Marta dan Lapangan Protomartir Romawi, menuju Lapangan Santo Petrus kemudian memasuki pintu tengah Basilika Santo Petrus.
Di altar pengakuan dosa, Kardinal Farrell akan memimpin Liturgi Sabda, yang akhirnya menandai dimulainya kunjungan umat untuk mendoakan dan melihat Paus Fransiskus untuk terakhir kalinya.
Misa pemakaman Paus Fransiskus akan diadakan pada Sabtu (26/4) pukul 10.00 waktu setempat (15.00 WIB) di Lapangan Santo Petrus.
Ketua Dewan Kardinal Takhta Suci, Kardinal Giovanni Battista Re, akan memimpin misa pemakaman yang juga dihadiri oleh para patriark, kardinal, uskup agung, uskup, dan imam dari seluruh dunia.
Perayaan Ekaristi akan ditutup dengan Ultima commendatio dan Valedictio, yang menandai dimulainya Novemdiales, atau sembilan hari masa berkabung dan misa untuk ketenangan jiwa Paus Fransiskus.
Dari Basilika Santo Petrus, jenazah mendiang Paus Fransiskus kemudian dibawa ke Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, untuk dimakamkan sesuai wasiat pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu.
Dihadiri Para Pemimpin Dunia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pemimpin dari sejumlah negara akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, sebut media Italia dalam pemberitaannya, Selasa.
Menurut media penyiaran publik RAI, selain Trump, para pemimpin dunia yang juga akan hadir adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron; Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen; Presiden dan kanselir Jerman, Frank Walter Steinmeier dan Olaf Scholz; Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Argentina Javier Gerardo Milei, dan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Media Italia, mengutip sumber-sumber Vatikan, mengumumkan bahwa jenazah Paus diperkirakan akan dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada Rabu agar umat Katolik dapat memberikan penghormatan terakhirnya.
Sementara itu, Konklaf yang akan memilih Paus baru diharapkan akan berlangsung antara 6 dan 10 Mei, tetapi dapat terjadi lebih awal jika semua kardinal hadir di Roma, sebut media setempat.
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires pada 17 Desember 1936, dari orangtua imigran Italia.
Ia belajar di Argentina dan kemudian di Jerman sebelum ditahbiskan sebagai pendeta Jesuit pada 1969.
Selama lebih dari satu dekade dalam masa kepausannya, Paus Fransiskus tetap menjadi sosok yang dikagumi dan kontroversial.
Ia berusaha mereformasi birokrasi Vatikan, mengatasi korupsi, dan mengatasi beberapa tantangan gereja yang paling mendesak.
Paus dirawat di rumah sakit di Roma pada Februari karena bronkitis, yang berkembang menjadi pneumonia bilateral. Ia dipulangkan setelah 38 hari untuk melanjutkan pemulihannya di kediamannya di Vatikan.
Paus Fransiskus meninggal pada Senin di usia 88 tahun.(red/ant)