BERITA UTAMAMIMIKA

Miris! Siswa Kelas 9 SMP di Timika Jadi Korban Bully, Dijuluki ODGJ Hingga Dipukuli Enam Teman Sekelas

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
2951
×

Miris! Siswa Kelas 9 SMP di Timika Jadi Korban Bully, Dijuluki ODGJ Hingga Dipukuli Enam Teman Sekelas

Share this article
IMG 20250503 WA0081
Ilustrasi

iklan
Banner Iklan
iklan

Timika, fajarpapua.com – Seorang siswi kelas 9 di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Mimika, Papua Tengah, diduga menjadi korban perundungan dan kekerasan fisik oleh enam teman perempuannya di luar lingkungan sekolah.

Kasus tersebut terungkap setelah orang tua korban, Hendrikus Maret, melaporkan kejadian itu ke Polres Mimika, Sabtu (3/5), lantaran mediasi yang dilakukan pihak sekolah dianggap tidak memberikan penyelesaian yang memadai.

Menurut Hendrikus, insiden bermula saat putrinya, Margaretha, diundang ke sebuah grup WhatsApp pada Jumat, 2 Mei 2025.

Alih-alih berinteraksi biasa, Margaretha justru menerima makian dan ancaman dari teman-temannya.

“Anak saya ditanya kenapa jarang gabung. Tapi malah dibalas dengan kalimat kasar dan ancaman akan ‘mandi darah’. Keesokan harinya, setelah pulang sekolah, dia dihadang dan dipukuli,” ujar Hendrikus saat dihubungi fajarpapua.com.

Aksi kekerasan itu terjadi pada Sabtu, 3 Mei 2025, sekitar pukul 11.30 WIT di Jalan Yos Sudarso arah Nawaripi.

Korban diduga dianiaya oleh enam siswi berinisial N, D, K, S, K, dan T. Mereka diduga memukul Margaretha secara bergiliran, menyebabkan luka memar pada wajah korban.

“Pipi kirinya bengkak karena dipukul. Dia juga dipermalukan secara verbal. Kami sudah visum di RSUD Mimika dan ini jelas bukan lagi sekadar masalah anak-anak,” tegas Hendrikus.

Ia mengaku kecewa karena pihak sekolah hanya menganggap kejadian tersebut sebagai masalah internal siswa dan menanganinya secara terbatas di lingkungan sekolah.

“Kami butuh efek jera agar ini tak terulang. Ini sudah masuk ranah pidana. Kami ingin keadilan,” ujarnya.

Dari informasi yang dihimpun fajarpapua.com, perundungan diduga dipicu oleh kesalahpahaman di media sosial.

Margaretha disebut sering menjadi target ejekan di grup WhatsApp karena dianggap tidak mau bergaul dan bahkan disebut dengan istilah tidak pantas, seperti “ODGJ”.

Ironisnya, beberapa siswa laki-laki juga disebut turut menyoraki dan menyebarkan tekanan psikologis terhadap korban, termasuk nama-nama seperti Y, J, dan dua siswa lainnya.

“Anak-anak ini masih di bawah umur, tapi perilakunya sangat meresahkan. Ini mencerminkan lemahnya pengawasan dari orang tua maupun guru,” tambah Hendrikus.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian telah menerima laporan resmi dan dijadwalkan akan memulai proses penyelidikan pada Selasa, 6 Mei 2025.

Margaretha saat ini dalam pemulihan trauma, dan keluarga berharap kasus ini ditangani secara serius agar menjadi pelajaran bagi semua pihak.
(moa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *