Badung, fajarpapua.com – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan Kabupaten Mimika (Timika), Papua Tengah, dan Kabupaten Keerom, Papua, menjadi wilayah percontohan dalam pelaksanaan program pencegahan malaria secara massal di Indonesia.
Hal itu disampaikan Menkes saat menghadiri 9th Asia Pacific Leaders’ Summit on Malaria yang digelar di Badung, Bali, Selasa (17/6).
Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan kedua wilayah tersebut dipilih karena menjadi daerah endemis tinggi dan menyumbang angka kasus malaria yang signifikan secara nasional.
“Timika dan Keerom kami jadikan lokasi percontohan pemberian obat malaria massal. Program ini terbukti mampu menurunkan angka kejadian malaria hingga 50 persen,” ujar Menkes.
Namun, ia mengakui program tersebut memiliki biaya operasional yang cukup besar sehingga efektivitasnya secara ekonomi sedang dikaji ulang.
“Karena cakupan pemberian obatnya masif ke seluruh populasi, kita harus benar-benar hitung dampak dan biayanya,” jelasnya.
Selain pemberian obat, Kementerian Kesehatan juga memperkuat upaya skrining malaria, terutama di Papua yang menyumbang 90 persen dari total kasus malaria di Indonesia.
Menkes menyebutkan saat ini baru dilakukan dua juta skrining per tahun, padahal untuk mendeteksi secara maksimal diperlukan sekitar delapan juta pemeriksaan.
Sebagai bentuk dukungan lain, Kemenkes juga telah mendistribusikan 3,3 juta kelambu berinsektisida tahan lama setiap dua hingga tiga tahun, berkat dukungan dari Global Fund.
Diharapkan distribusi ini dapat mengurangi angka gigitan nyamuk penyebab malaria di wilayah-wilayah berisiko tinggi seperti Timika dan Keerom.
“Dengan intervensi yang tepat, komitmen politik, serta dukungan dari para pemimpin daerah, kami yakin Indonesia bisa mencapai eliminasi malaria pada tahun 2030,” ungkap Budi.
Terkait pengembangan vaksin, Menkes mengatakan Indonesia masih dalam tahap pengembangan dan belum bisa mengakses vaksin yang sudah digunakan di negara-negara Afrika.
Sebagai informasi, malaria merupakan penyakit menular peringkat keempat di Indonesia dengan rata-rata 500.000 kasus per tahun dan sekitar 150 kasus kematian.
Dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 407 di antaranya atau 79 persen telah dinyatakan bebas malaria. (red)