Timika, fajarpapua.com – Aksi bakar ban sempat mewarnai kemarahan keluarga atas meninggalnya seorang pemuda berinisial YJH akibat dianiaya di Jalan Busiri Ujung, Timika pada Minggu (29/6) dini hari. Namun situasi akhirnya mereda setelah pihak keluarga korban dan kerukunan pelaku dipertemukan.
Nenek korban, Devita Heatubun, saat ditemui di RSUD Mimika mengaku tidak mengetahui kejadian tersebut hingga menerima kabar cucunya telah meninggal dunia.
“Kami sudah pagi baru dapat kabar itu dia sudah meninggal,” katanya.
Ia berharap kedua belah pihak segera mengambil langkah penyelesaian agar kejadian tidak meluas.
“Kami minta kerukunan ambil langkah karena ini sangat sensitif. Lebih cepat lebih baik, jangan sampai kejadiannya meluas,” ungkapnya.
Tokoh masyarakat Timur, Ananias Faot, yang juga berada di TKP menyampaikan pihaknya telah bertemu keluarga korban dan menyatakan kesediaan bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
“Kami bertanggung jawab sampai dengan pemakaman. Nanti setelah korban dimakamkan akan ada pembicaraan lebih lanjut dan kita melihat proses dari pihak keamanan seperti apa, kita menyesuaikan,” tuturnya.
Kasat Reskrim Polres Mimika, AKP Rian Oktaria, saat ditemui di RSUD Mimika belum memberikan informasi kronologis kejadian karena masih dalam penyelidikan.
“Sabar dulu ya, kami masih dalami,” ujarnya singkat.
Sebelumnya, pihak keluarga korban sempat membakar ban di dekat rumah duka, Jalan Busiri Ujung Timika. Namun setelah diberikan pengertian oleh aparat keamanan dan tokoh masyarakat, aksi tersebut berhasil dihentikan.
Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman membenarkan adanya dugaan pembunuhan terhadap YJH. Korban telah dibawa ke RSUD untuk divisum, sementara kedua pihak sedang dalam proses mediasi.
“Terkait penyebab kejadian, sedang kami cek,” tuturnya. (ron)