Nabire, fajarpapua.com – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) melalui Komando Nasional mengumumkan Mayor Aibon Kogoya dan pasukannya bertanggung jawab atas penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob di KM 128, Nabire, pada Rabu (13/8).
Dalam pernyataan resmi yang diterima redaksi, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB menyebut aksi tersebut juga disertai perampasan dua pucuk senjata laras panjang jenis AK-47 buatan China beserta empat magasin dari tangan korban.
Senjata tersebut kini diklaim telah menjadi bagian dari persenjataan kelompok Aibon Kogoya yang bermarkas di Intan Jaya.
Melalui siaran pers, Aibon Kogoya juga mengimbau masyarakat sipil dan aparat keamanan untuk tidak melintas di jalur Trans Nabire menuju Dogiyai, Deiyai, Paniai, Intan Jaya, hingga Puncak Ilaga dengan kendaraan yang kaca jendelanya tertutup.
Ia menyebut jalur tersebut sebagai “lapangan perang” dan mengancam akan menembak jika imbauan diabaikan.
“Kami siap tembak karena itu bagian dari intelejen militer pemerintah Indonesia,” bunyi pernyataan Aibon Kogoya.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, melalui juru bicara Sebby Sambom, meminta Presiden RI Prabowo Subianto, Panglima TNI, Pangdam XVII/Cenderawasih, dan aparat keamanan lainnya untuk tidak melakukan serangan balasan yang dapat menyasar warga sipil.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Jenderal Goliat Tabuni (Panglima Tinggi TPNPB-OPM), Letjen Melkisedek Awom (Wakil Panglima TPNPB-OPM), dan Mayjen Terianus Satto (Kepala Staf Umum TPNPB-OPM). (red)
Dalam bulan terakhir, Polres Nabire bantai Masyarakat di Pasar Karang mengakibatkan 1 Masyarakat Sipil yang tidak berdosa ditembak mati, dan melukai beberapa masyarakat sipil, tidak lama kemudian TNI-POLRI melakukan Tindakan Premanisme dengan pembacokan, Perampokan, dan Kekerasan Fisik lainnya di Nabire sehingga menciptakan Ketakutan dan Kewaspadaan setelah beberapa minggu kemudian Polres Dogiyai secara brutal menembak Anak-anak Sekolah di Dogiyai dengan korban 1 siswa mati di tempat dan melukai beberapa orang siswa.
Polisi dan TNI layak mati terkutuk…