Timika, fajarpapua.com – Pj Sekda Mimika, Abraham Kateyau menegaskan tidak benar jika ada anggapan semboyan Eme Neme Yauware diganti atau dihapus. Menurutnya, pemikiran tersebut keliru dan salah besar.
“Pemikiran ini tidak benar dan salah besar. Keliru. Eme Neme Yauware adalah semboyan Mimika, filsafat Mimika yang tidak dirubah,” tegas Kateyau kepada fajarpapua.com, Rabu (17/9).
Ia menjelaskan, Mimika Rumah Kita merupakan tagline atau brand daerah yang lahir dari konsep Mimika Smart City. Slogan lengkapnya berbunyi ‘Mimika Rumah Kita, Negeri Seribu Sungai dan Sejuta Bakau’.
“Artinya, Mimika ini rumah orang Kamoro dan Amungme. Honai dan Karapau. Rumah dalam bahasa Kamoro disebut Kame. Rumah ini milik orang Kamoro dan Amungme, dan di dalam rumah ini sebagai tuan rumah, banyak orang datang. Berbagai budaya, suku, agama, dan bahasa ada dan hidup bersama di rumah ini. Maka kita semua harus jaga rumah ini bersama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kateyau menekankan ada semangat Eme Neme Yauware dalam konsep rumah bersama ini. Seperti filosofi orang Kamoro, we iwoto, tapare iwoto, yang mengandung nilai kebersamaan.
“Jadi kita harus jaga rumah ini, kita harus sayang rumah ini, kita harus bekerja sama dan duduk bersama untuk menjaga rumah ini,” katanya.
Kateyau juga merinci empat prinsip dalam menjaga rumah bersama tersebut:
- Menghargai dan menghormati yang punya rumah.
- Menjaga rumah ini agar tidak rusak atau bocor.
- Orang yang tinggal di rumah ini harus sehat, cerdas, aman, damai, dan tidak boleh lapar.
- Dengan segala perbedaan yang ada, semua harus digunakan dengan baik untuk membangun bersama dalam semangat Eme Neme Yauware.
Karena itu, ia menegaskan sekali lagi, semboyan Eme Neme Yauware tidak pernah dihapus. “Artinya Eme Neme Yauware tidak diganti, tidak dihapus. Justru ini semangatnya, ini moto hidup, ini semboyan. Mimika Rumah Kita hanyalah brand, tagline, seperti daerah lain yang juga punya brand. Contoh, dulu Kokonao disebut kota buaya, Kaimana kota senja, Fakfak kota pala,” ujar Kateyau.
Lebih jauh, ia menyinggung lagu Mimika Rumah Kita yang diciptakan oleh Bupati Johannes Rettob. Menurutnya, dalam lagu itu tetap termuat bahasa Kamoro, Amungme, dan Sempan seperti amolongo, nimowitimi, saipa, termasuk kalimat Eme Neme Yauware.
“Jadi jangan terprovokasi dari pihak lain yang mau menghancurkan kita, mau memecah belah kita,” tandas Kateyau.(ana)