Timika, fajarpapua.com – Wakil Bupati Mimika, Emanuel Kemong menegaskan tidak ada pembohongan publik terkait Motto Eme Neme Yauware dan slogan Mimika Rumah Kita yang selama beberapa hari terakhir menuai polemik di masyarakat.
Kepada awak media di Jalan Irigasi, Kamis (18/9/2025) malam, Wabup Kemong menyatakan heran mengapa hal ini dipersoalkan hingga ada tudingan pemerintah daerah melakukan kebohongan publik.
Untuk menjawab polemik, Wabup Kemong bahkan membacakan lirik dua lagu daerah yang selama ini kerap dinyanyikan, yakni Eme Neme Yauware dan Mimika Rumah Kita. Menurutnya, keduanya sama-sama mengandung semangat persatuan, cinta tanah air, pembangunan berkelanjutan, warisan bagi generasi mendatang, serta harapan untuk masa depan.
“Pertanyaannya, dimana terjadi pembohongan publik? Dimana letak benturan di dua lagu ini? Dua lagu ini memberikan semangat dan makna yang sama,” tegas Kemong.
Ia menegaskan Eme Neme Yauware tetap menjadi motto, semboyan, dan semangat orang Mimika yang harus dipertahankan. Sedangkan slogan Mimika Rumah Kita hanya berfungsi sebagai brand daerah, khususnya dalam konsep Smart City.
“Saya bingung sekali ada masalah apa dengan kedua lagu ini? Saya dan bupati tidak pernah memutuskan atau memerintahkan Mimika Rumah Kita menggantikan Eme Neme Yauware,” jelasnya.
Kemong juga meluruskan anggapan yang menyebut lagu Eme Neme Yauware tidak lagi dinyanyikan di acara pemerintahan. Menurutnya, lagu tersebut tetap dilantunkan bersama dengan Mimika Rumah Kita dan Tanah Papua secara bergilir.
Lebih jauh ia menegaskan, Mimika adalah rumah bersama, dimana Amungme dan Kamoro sebagai tuan tanah harus dihormati, sekaligus memberi ruang bagi semua suku bangsa lain yang hidup di wilayah ini.
“Mimika Rumah Kita adalah Amungme-Kamoro menjadi tuan di rumah sendiri untuk semua suku bangsa. Tidak boleh ada gesekan, perampasan, dan lainnya,” katanya.
Wabup Kemong menilai polemik ini tidak masuk akal dan seharusnya tidak perlu dipersoalkan. Ia mengajak semua pihak berdiskusi secara baik bila ada perbedaan pandangan.
“Jangan buat pemahaman-pemahaman yang kabur dan sepihak, lalu dianggap sebagai kebenaran. Lagu Eme Neme Yauware dan Mimika Rumah Kita adalah representasi semangat kebersamaan kita,” ujarnya.
Menurutnya, motto tidak bisa diganti, sedangkan tagline bisa saja berubah sesuai dengan visi dan misi bupati-wakil bupati terpilih berikutnya.
“Setelah pemerintahan kami, bupati-wakil bupati terpilih mungkin punya tagline lain. Itu hak mereka, tidak perlu dipersoalkan,” imbuhnya.
Kemong menutup dengan mengajak seluruh masyarakat Mimika untuk mendukung pemerintah daerah membangun daerah lebih baik ke depan.
“Eme Neme Yauware adalah landasan orang Mimika. Mari bersama menjaga dan membangun Mimika agar semakin baik,” pungkasnya.(BM)


Kita semua sangat mendukung dan Apresiasi langkah” kinerja pemerintah kabupaten mimika namun pemerintah kabupaten mimika juga hargai dan pahami baik” pemilik tanah amungsa dan bumi Kamoro yaitu 2 suku besar Amungme dan kamoro serta bahasa Suku Pribumi Yg wajib di gunakan di Kota mimika,agar terdengar Bahasa Suku Pemilik tanah Amungsa dn bumi kamoro.
Amolonggo
Nimaowitimi
Saipa