Timika, fajarpapua.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah bersama PT Freeport Indonesia kini berfokus memulihkan aktivitas tambang bawah tanah (underground) pasca insiden longsor beberapa waktu lalu, dengan tetap menempatkan keselamatan pekerja sebagai prioritas utama.
“Alhamdulillah seluruh korban sudah berhasil ditemukan. Saat ini area yang terdampak masih dalam proses penelitian dan pengawasan ketat,” ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta, Jumat (7/11).
Menurutnya, tim gabungan dari Kementerian ESDM dan Freeport masih melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap area yang sebelumnya mengalami longsor untuk memastikan penyebab serta keamanan lokasi tersebut.
Selama proses ini berlangsung, kegiatan produksi di titik longsor untuk sementara belum bisa dilanjutkan. Namun pemerintah bersama manajemen Freeport tengah mengkaji kemungkinan mengalihkan aktivitas ke area tambang lain yang lebih aman agar operasional tidak berhenti sepenuhnya.
“Kami sedang mencari solusi terbaik. Produksi harus tetap berjalan agar pekerja kita tidak menganggur dan pembagian hasil untuk daerah juga tetap berjalan, tapi tentu dengan cara yang hati-hati,” jelasnya.
Bahlil menegaskan, keputusan apa pun yang diambil pemerintah akan mengutamakan keselamatan para pekerja tambang.
“Kita tidak ingin tergesa-gesa membuka kembali area yang belum benar-benar aman. Prinsipnya, keselamatan di atas segalanya,” tambahnya.
Area tambang bawah tanah Freeport memiliki jaringan luas mencapai lebih dari 300 kilometer di bawah permukaan. Evaluasi dilakukan secara bertahap untuk menentukan zona mana yang masih bisa beroperasi tanpa risiko bagi pekerja.
Pemerintah menyadari aktivitas tambang berdampak langsung terhadap perekonomian Papua Tengah, terutama dari sisi penerimaan daerah dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Karena itu, proses pemulihan dilakukan dengan mempertimbangkan keseimbangan antara aspek ekonomi dan kemanusiaan.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia telah menghentikan sementara seluruh kegiatan di lokasi terdampak untuk memfokuskan upaya evakuasi dan pemulihan. Berdasarkan laporan perusahaan, proses pencarian dan penyelamatan berjalan dengan dukungan penuh tim tanggap darurat dari Underground Mining Response (UGMR).
Dalam keterangan resminya, pihak Freeport menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah, aparat, dan seluruh pihak yang membantu penanganan musibah tersebut. Saat ini perusahaan juga tengah memperkuat prosedur keselamatan kerja di seluruh area operasi.
Kementerian ESDM dan Freeport akan terus berkoordinasi dalam proses evaluasi dan pemulihan tambang. Pemerintah memastikan seluruh proses dilakukan secara transparan, ilmiah, dan dengan pendekatan kemanusiaan.
“Kami tidak ingin terburu-buru. Yang terpenting adalah memastikan seluruh sistem keamanan tambang berjalan dengan baik agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tutup Bahlil.
(moa)

