BERITA UTAMA

BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob Awal Januari 2026 dan Cuaca Ekstrem Selama Nataru di Nabire

59
×

BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob Awal Januari 2026 dan Cuaca Ekstrem Selama Nataru di Nabire

Share this article

Nabire, fajarpapua.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Nabire mengingatkan masyarakat, khususnya yang bermukim di wilayah pesisir, untuk mewaspadai potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada awal Januari 2026.

Prakirawan BMKG Nabire, Leo Ari, menjelaskan bahwa potensi banjir rob dipengaruhi oleh fenomena astronomi berupa fase bulan purnama dan bulan baru yang bertepatan dengan jarak terdekat bulan ke Bumi atau dikenal sebagai supermoon. Kondisi ini dapat memicu kenaikan muka air laut secara signifikan.

iklan

“Potensi banjir rob ini disebabkan oleh adanya fenomena supermoon atau fase bulan purnama maupun bulan baru yang berpengaruh terhadap kenaikan muka air laut,” ujar Leo Ari.

Menurutnya, banjir rob diperkirakan berpotensi terjadi pada tanggal 1 hingga 3 Januari, dengan risiko terdampak pada wilayah pesisir serta daerah di sekitar muara sungai.

“Wilayah yang perlu diwaspadai adalah kawasan pesisir laut dan daerah aliran sungai yang dekat dengan laut, karena potensi kenaikan air laut dapat terjadi,” jelasnya.

BMKG Nabire mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan, serta rutin memantau informasi cuaca dan peringatan dini melalui kanal resmi BMKG maupun siaran RRI Nabire.

Selain potensi banjir rob, BMKG juga mengingatkan masyarakat agar mewaspadai cuaca ekstrem selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Leo Ari menyampaikan wilayah Nabire berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir.

“Kondisi cuaca yang perlu diwaspadai di wilayah Nabire yaitu hujan sedang sampai lebat dengan potensi angin kencang dan petir,” katanya.

Ia menambahkan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat umumnya terjadi pada sore hingga malam hari akibat meningkatnya pertumbuhan awan konvektif.

Namun demikian, hujan lebat juga berpotensi terjadi pada pagi atau siang hari, tergantung pada faktor cuaca global, regional, dan lokal.

“Pada umumnya hujan terjadi sore hingga malam hari, namun tidak menutup kemungkinan hujan lebat juga bisa terjadi pada pagi atau siang hari,” ujarnya.

Cuaca ekstrem tersebut berpotensi menimbulkan dampak lanjutan seperti banjir, tanah longsor, gangguan transportasi, serta risiko terhadap kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca terkini.

“Kami akan terus memperbarui peringatan dini cuaca melalui grup WhatsApp stakeholder, media sosial resmi BMKG, serta melalui siaran RRI Nabire,” pungkas Leo Ari. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *