Timika, fajarpapua.com – Tambang terbuka Grasberg PT Freeport Indonesia resmi ditutup. Disisi lain, operasi tambang bawah mulai berjalan lancar. Bahkan Freeport sudah mengekspor perdana konsentrat emas, tembaga, perak dan mineral ikutan lainnya ke Huelva Spanyol sebanyak 2.000 wet metric ton (wmt).
Terkait hal itu, Vice President Bidang Hubungan Pemerintah PT Freeport Indonesia Jonny Lingga berharap produksi tambang PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, berupa biji tembaga, emas, perak diharapkan tahun ini lebih meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya setelah kapasitas produksi tambang bawah tanah meningkat.
“Produksi tahun ini tentu diharapkan lebih meningkat lagi dibanding tahun lalu karena kapasitas produksi tambang bawah tanah sudah mulai meningkat,” ungkap Johny kepada awak media, Sabtu (23/1).
Dikemukakan, saat ini PT Freeport Indonesia mengandalkan produksi dari tambang bawah tanah (underground) setelah tambang terbukan Grasberg ditutup.
“Semua hasil tambang yang diproduksi Freeport itu dari tambang bawah tanah. Tambang terbuka Grasberg sudah tidak lagi berproduksi,” jelas Jonny.
Kata dia, aktivitas produksi tambang Freeport di kawasan dataran tinggi Kabupaten Mimika berjalan lancar.
Bahkan awal Januari lalu, PT Freeport sudah eskpor perdana konsentrat tembaga, emas, perak dan mineral ikutan lainnya ke Huelva, Spanyol yang itu menyumbang penerimaan negara sebesar Rp 45 miliar.
Di tempat terpisah, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean (TMP) C Timika I Made Aryana mengatakan penerimaan negara yang diperoleh dari kegiatan ekspor konsentrat PT Freeport itu terdiri atas penerimaan bea keluar sebesar Rp33,98 miliar dan PPh 22 Ekspor Rp11,03 miliar.