Penulis : Mustofa
(Dilengkapi Dengan Catatan Akun Facebook Desy Eka Puspita)
RIZKI atau Rizky, Riski atau apalah itu tidaklah penting, dia hanya seorang anak biasa dan bukan dari kalangan orang hebat atau orang berpunya.
Namun yang spesial, Rizky yang adalah hanya seorang anak penderita difabel tuna wicara atau lebih pada speechles atau penderita Disartria yang merupakan motor speech disorder ini sangat dikenal oleh warga terutama yang bermukim di Jalan Hasanudin hingga Pasar Sentral Timika.
Bahkan penulis yang selama kurang lebih pernah bekerja di Toko Grosir Mimika milik Yayasan Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (dulu LPMAK) di Jalan Hasanudin Timika, hampir setiap hari berinteraksi dengan Rizky.
Yang paling penulis ingat adalah kepolosan dari bocah difabel ini yang mungkin tidak ditemukan dari anak-anak seusianya.
Bahkan tidak jarang ia menolak pemberian dari siapapun baik berupa makanan, uang atau barang lainnya jika merasa tidak dibutuhkannya.
Namun tak jarang pula, Rizky secara tiba-tiba masuk ke toko, langsung mengambil Teh Kotak yang menjadi kesukaannya dan langsung pergi dengan santai.
Meski pada awalnya penulis dan sejumlah pemilik maupun karyawan toko di Area Jalan Hasanudin Timika merasa jengkel.
Tetapi lama-kelamaan itu menjadi hal biasa dan dimaklumi oleh semua pemilik toko serta terkadang keluguan dan kepolosan Rizky menjadi hiburan tersendiri.
Penulis juga sangat faham dan ingat, setiap kali ada telur, pakan ternak maupun barang lain yang masuk ke toko, secara tiba-tiba Rizky ikut nimbrung mengangkat barang meski terkadang bisa dibilang sebagai “ngrusui” dibanding membantu.
Namun sekali lagi, kebiasaan ‘ringan tangan’ Rizky yang pada awalnya dianggap mengganggu tersebut bisa dimaklumi dan dianggap biasa oleh mereka yang mengenalnya.
Saking terkenalnya Rizki, sehingga informasi meninggalnya Anak Difabel pada Momen Lebaran lalu membuat kaget dan mendapat perhatian dari warga terutama mereka yang bekerja maupun tinggal di Jalan Hasanudin hingga Pasar Sentral Timika.
Bahkan akun Facebook Desy Eka Puspita yang menulis dalam lamannya tentang rasa kehilangan terhadap sosok Rizky yang hanya seorang anak difabel mendapat hampir 500an komentar dan sekitar 600an like serta telah dibagikan sebanyak hampir 150 kali.
Penggambaran sosok Rizky yang dibilang “Bikin Riweh-Riweh” oleh akun ini, memang tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh penulis saat mengenal almarhum semasa hidupnya.
Dalam tulisan kali ini, sengaja penulis tidak melakukan editing terhadap tulisan yang diunggah akun Desy Eka Puspita tentang kehilanganya pada sosok Rizky.
Mengapa? Karena apa yang ditulisnya tidak memiliki kepentingan apapun selain tentang Humanity atau rasa kemanusiaan dan upaya memanusiakan manusia.
Berikut tulisan yang penulis anggap sebagai Humanity Report yang jarang ditemukan di media sosial apalagi karena ditujukan untuk orang yang bukan siapa-siapa :
Inalilahi wa inna ilaihi Rojiun..Sedih sekali rasanya dengar berita dr suami, kalau tadi di toko mama Rizki datang ngabarin kalau Rizki udah ga ada .. dan minta maaf kalau Rizki ada salah dan perbuatan.
Rasanya hati ini sedih dan bercampur menyesal… Sejak sebelum lebaran udah punya niat kapan Kapan kalau ketemu Rizki lagi ditoko mau belikan dia baju, tapi saya lupa dan terus lupa sampai pas mau momen lebaran sempat ke ingat lagi dan terpikirkan untuk belikan selembar atau 2 lembar, dan Sampai Rizki Meninggal ga sempat tertunaikan niat ini.
Bener kata orang, kalau ada Niat baik jangan di tunda tunda.
Ya Allah Dek, insyaAllah surga menanti mu, oh iya Rizki ini untuk Orang2 Disekitar Jalan Hasanuddin Timika, khusus nya Area Pasar Sentral pasti semua kenal Anak ini “Rizki”
Anak Berkebutuhan Khusus ini yg setiap hari selalu ikut meramaikan Pasar, bahkan terkhusus kami di Toko, Rizki sudah seperti Bagian dari Umega,
Oh ya saya Pribadi Ketemu Rizki sejak Rizki Lebih Muda dari pada di foto ini, dan Rizki yang saat ini sudah tumbuh Seperti Anak Remaja Belasan Tahun..
Sejak kecil sampai terakhir Rizki bertumbuh dan berkembang menjadi Remaja, dia selalu ke toko… Bisa menjadi hiburan juga kalau suasana suntuk, meskipun kadang juga menimbulkan rasa kesal… Kadang dia suka usil membunyikan Klakson Motor/mobil Pengunjung Toko.. kalau sudah begitu cukup kasih dia 1 Botol Teh Kotak dan dia akan pergi, kadang juga dia muncul lagi Bawa uang 1000 atau 2000 bahkan kadang uang 50ribu atau 100rb langsung kasih ke Kasir dan Ambil 1 teh Kotak. Uang tersebut biasa dia dapatkan dari pemberian orang orang disekitar toko atau Pasar..