Timika, fajarpapua.com – Fenomena alam La Nina biasanya diiringi dengan munculnya bencana alam besar terutama banjir disejumlah wilayah tanah air yang dilaluinya.
La Nina sendiri terjadi sejak Oktober 2021 dan diperkirakan baru akan berakhir pada kisaran Februari 2022 mendatang.
Syukurnya, dampak La Nina di Timika tidak begitu terasa karena Kabupaten Mimika memang terkenal memiliki curah hujan yang tinggi setiap tahunnya.
Kepala BMKG Timika, Okto Firdaus saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (30/11) mengatakan tidak ada dampak besar La Nina di Timika karena curah hujan di daerah ini yang tinggi.
“Dari data yang kita dapat ini, untuk daerah Timika sendiri tidak ada dampak yang besar, karena mengingat bahwa curah hujan disini juga tinggi,” ujarnya
Okto menjelaskan La Nina terjadi karena penguapan suhu air laut yang meningkat, sehingga menyebabkan peningkatan curah hujan.
“Jadi suhu muka air laut itu hangat, dan dipengaruhi matahari sedikit saja jadinya langsung menjadi awan dan membuat peningkatan curah hujan,” katanya.
Meski tidak ada dampak dengan terjadinya La Nina, BMKG ingatkan saat keluar rumah maupun aktivitas diluar, untuk tetap selalu membawa jas hujan dan waspada terjadinya petir.
“Dan jangan sampai di tempat yang lapang, karena hujan yang tinggi juga disertai petir, sementara untuk daerah yang rawan longsor, apabila saat hujan bisa berhenti beraktivitas dulu,” ucapnya.
Sedangkan untuk transportasi udara tidak ada dampak yang menonjol, akan tetapi berdampak oleh lebatnya hujan saat turun. (feb)