Wakatobi, fajarpapua.com – Siang itu langit Wakatobi terlihat mendung, angin berhembus kencang di pinggir dermaga Marina.
Saya bersiap-siap untuk pergi menyelam menggunakan perahu. Dari kejauhan saya melihat seorang anak kecil berjilbab ungu sambil berjalan menenteng sebuah bakul berisi pisang goreng.
Anak perempuan itu ternyata bernama Aisyah (12). Aisyah merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara.
Saat ditemui fajarpapua.com, gadis ingusan itu beralasan dia tidak bersekolah karena akta kelahirannya hilang. Sehingga dia harus berjualan pisang goreng untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Satu pisang goreng dibanderol dengan harga Rp.1000. Harga yang bisa dibilang cukup murah untuk harga barang pada umumnya.
Melihat kisah hidupnya seperti itu, wartawan fajarpapua.com memborong semua dagangannya kurang lebih Rp.30.000. Bahkan memberinya tambahan Rp 50.000.
“Masih bersyukur hidup di Timika, orang tua bisa memenuhi kebutuhan anak-anak. Diluar sana, kehidupan memang sangat keras”. (krn)