Timika, fajarpapua.com – Berdasar data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, saat ini harga kedelai di Timika naik menjadi Rp 20 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini membuat sejumlah pengusaha tahu menjerit dan berencana melakukan mogok produksi seperti yang dilakukan oleh rekan seprofesi mereka disejumlah daerah di Indonesia.
Salah seorang pemilik pabrik tahu di Timika, Ardi kepada fajarpapua.com, Jumat (25/2) mengatakan sebelumnya harga kedelai per karung sebesar Rp 550 ribu, namun saat ini naik menjadi Rp 600 ribu lebih.
Kenaikan saat ini menurut Ardi, dibanding pada Tahun 2021 lalu mencapai 100 persen karena sebelumnya harga kedelai di kisaran Rp 300 Ribu perkarung.
“Saat ini harga sudah mahal, dan barangnya juga sudah mulai susah dan sering kosong,” ujar Ardi.
Dikatakan naiknya harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu sangat berpengaruh terhadap penghasilan karena harga jual tidak naik.
Meski produksi tahu saat ini tidak berkurang, namun omset yang didapat oleh pengusaha berkurang hingga 40 persen lebih.
Dalam kesempatan itu Ardi mengatakan dalam sehari pabriknya memproduksi hingga 4 kwintal tahu dengan menghabiskan 8 karung kacang kedelai.
“Harga tahu tempe sejak Tahun 2010 lalu hanya naik sekali dan naiknyapun tidak sebanding dengan harga bahan baku produksinya,” ungkapnya.
Dengan kondisi ini, Ardi mengaku sempat berwacana akan mogok atau mengurangi produksi sambil menunggu harga kedelai stabil atau harga jual tahu tempe dinaikan.
“Wacana mogok produksi itu sudah lama, namun sulit dilakukan. Jalan satu-satunya yang dilakukan produsen dengan mengurangi ukuran tahu, tapi itu juga sulit, konsumen pun akan mengeluh jadinya,” ungkapnya.
Terkait naiknya harga kedelai ini dibenarkan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Disperindag Kabupaten Mimika, Selfina Pappang yang mengatakan kenaikan harga tersebut terhitung sejak Jumat (25/2).
“Itu data dari petugas pemantau kami di Pasar Sentral Timika, harga kedelai sekarang mencapai 20 ribu rupiah perkilonya,” ujarnya.
Dikatakan Selfina, kenaikan harga ini mencapai 11 persen dari harga sebelumnya sebesar Rp 18 ribu perkilonya.
Mengenai keluhan produsen tahun terkait sulitnya mencari komoditas kedelai karena umlah stok kedelai di Timika menipis, Selfina mengaku belum memiliki data jumlah stok yang ada di suplier.
“Untuk stok kami memang belum melakukan kroscek,” imbuhnya. (feb)