BERITA UTAMAMIMIKA

Suasana Semarak, Ratusan Anak Katolik Mimika Terima Komuni Pertama, Hujan Lebat Warnai Acara Syukuran

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

Suasana Semarak, Ratusan Anak Katolik Mimika Terima Komuni Pertama, Hujan Lebat Warnai Acara Syukuran

Share this article
Perayaan ekaristi penerimaan sakramen komuni kudus.
Perayaan ekaristi penerimaan sakramen komuni kudus.

Timika, fajarpapua.com – Ratusan anak katolik Mimika, putra dan putri, pada Minggu (19/6) menerima sakramen ekaristi (komuni suci) di sejumlah gereja.

Khusus di Gereja Katedral Tiga Raja, total peserta sakramen ekaristi mencapai 260 orang, disusul Gereja Katolik Santo Stefanus Sempan sebanyak 135 anak, gereja St Sisilia SP 2, St Petrus SP 3, Stasi Nawaipi, Stasi SP 1, Paroki Kadun Jaya serta sejumlah wilayah lain di Mimika.

ads

Pantauan fajarpapua.com, setelah misa komuni pertama selesai, hampir semua wilayah di Kota Timika pada Minggu sore diguyur hujan lebat. Tenda-tenda syukuran para peserta penerima komuni pertama itu diterpa hujan “berkat” yang turun cukup lebat.

Khusus Paroki St Stefanus Sempan, sakramen komuni pertama diberikan Pastor Paroki, Pater Maximilianus Dora OFM.

Secara khusus kepada anak-anak yang menerima komuni pertama, Pastor Maksi berpesan agar tetap setia bersama Yesus.

“Apapun yang terjadi, jangan pernah tinggalkan Tuhan, setia selamanya bersama Yesus. Kalian harus rajin mengikuti perayaan ekaristi kudus setiap minggu dan selama hari raya keagamaan,” pesannya dalam kotbah.

Pater Maksi mengucapkan terimakasih kepada orangtua dari 135 anak ini karena telah membesarkan mereka dengan cinta dan kini membawanya kepada Yesus.

Mengawali khotbahnya, Pastor Maksi mengingatkan bahwa fenomena kemiskinan ada dimana-mana, termasuk di sekitar kita.

Ia mengatakan, tahun 2018 lalu di Asmat ditemukan banyak anak yang menderita gizi buruk.

Kondisi seperti ini bisa saja terjadi juga di Mimika dan di sekitar kita, hanya saja mungkin tidak terdeteksi.

Ia mengatakan fenomena kemiskinan diangkat sesuai dengan bacaan Injil minggu ini yang mana Yesus memberi makan 5000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan.

“Dalam keadaan seperti itu, sabda Tuhan menyapa kita semua, kamu harus memberi mereka makan. Ini merupakan tugas dan tanggungjawab kita semua. Tidak bisa hal ini dilimpahkan kepada orang lain karena semua punya tanggungjawab yang sama,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, membantu mereka yang berkekurangan tidak harus melihat alasan bagaimana kehidupan kita yang sesungguhnya.

“Kamu tidak bisa katakan bahwa ini bukan urusan saya atau urus diri saya saja sudah repot apalagi orang lain,” ujarnya.

Menurut Pastor Maksi, banyak orang memilih mundur ketika ia dihadapkan dengan berbagai persoalan.

Mereka biasa beralasan karena tidak memiliki apa-apa atau karena tidak memiliki kemampuan.

“Kita semua punya keterbatasan dalam diri kita. Kamu harus beri makanan. Tuhan tidak mengenal keterbatasan kita. Ia melihat potensi dan kemampuan kita, seberapa besar dan sekecil apapun itu, sangat berarti bagi sesamamu,” terangnya.

Ia juga mengatakan banyak bangunan gereja dan sekolah mulai rapuh dan lapuk. Banyak guru yang meninggalkan tempat mengajar di desa untuk kembali ke kota.

Begitu banyak orang yang melakukan korupsi, penipuan, hingga melakukan ketidakadilan dimana-mana.

“Inilah fenomena yang terjadi di sekitar kita. Semua pengalaman ini berbeda jika dibandingkan dengan Yesus. Ia melihat apa yang menjadi kebutuhan umatNya. Jadi semiskin apapun, kita tetap memiliki sesuatu yang dapat diberikan dan diserahkan kepada orang lain, terutama kepada mereka yang menderita,” ungkapnya.

Di akhir khotbahnya, Pastor Maksi mengingatkan bahwa umat katolik harus hidup dengan semangat ekaristi. Yang mana umat dipanggil untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Selama ini Tuhan selalu memberikan banyak kepada umatnya sehingga Ia pun meminta untuk membaginya sebagai berkat kepada mereka yang membutuhkan.

“Sudahlah kita bersyukur atas semua ini? Sudahkah saya berbagi dengan orang miskin dan orang lapar yang ada di sekitar saya? Ataukah saya belum berbuat apa-apa sama sekali? Ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk memulainya. Mari mulai berbagi kepada sesama terutama bagi mereka yang misikin dan menderita,” pesan Pater Maksi di akhir khotbahnya.

Misa penerimaan sakramen ekaristi di Paroki Sempan berlangsung selama 3 jam lebih dengan suasana sangat meriah.(ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *