BERITA UTAMAMIMIKA

Tidak Diperhatikan Pemda Mimika, Warga Koperapoka Inisiatif Lakukan Perbaikan Parit Dengan Uang Iuran

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
9
×

Tidak Diperhatikan Pemda Mimika, Warga Koperapoka Inisiatif Lakukan Perbaikan Parit Dengan Uang Iuran

Share this article
IMG 20220622 WA0016
Warga sedang lakukan pembersihan parit.

Timika, fajarpapua.com – Warga Kelurahan Koperapoka, Distrik Mimika Baru yang tersebar di tiga rukun tetangga yakni RT 1, RT 2, dan RT 3 berinisiatif memperbaiki saluran air yang menjadi langganan banjir setiap kali hujan turun.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Hal itu telah dilakukan sejak minggu lalu dengan melibatkan seluruh warga setempat.

Tokoh Pemuda sekaligus Warga Koperapoka, Marcellus Mirapuru kepada fajarpapua.com Selasa (21/6) mengatakan yang menjadi kendala masyarakat yakni rumah-rumah mereka setiap hujan turun selalu tergenang air karena parit yang berada di jalan Bhayangkara dicor mati, sehingga air meluber ke jalan-jalan.

“Ini sudah mulai dari minggu kemarin, kegiatan pembersihan got, kendalanya masyarakat yang di jalur selalu tergenang air akibat hujan karena yang didepan ini mereka tutup mati got,” ujarnya.

“Kami warga Koperapoka dari RT 1 sampai RT 3 melakukan ini, ini swadaya masyarakat, tidak dibantu dari pemerintah, ini hasil dari iuran warga setempat,” katanya.

Dikemukakan juga selain dari iuran warga, ada dana tambahan untuk perbaikan tersebut yang bersumber dari YPMAK sekitar Rp 245 juta untuk program kampung lainnya yang juga sebentar lagi akan dilakukan peresmian Gereja Kapela ST. Fransiskus dari Azizi Koperapoka Paroki Katedral Tiga Raja.

“Dana itu juga kami buat untuk program lain, dan untuk perbaikan parit atau got ini memang dari kami (warga) sendiri. Daripada tunggu Pemerintah nanti lama, ini kita lakukan juga karena mau peresmian Gereja demi menjaga Koperapoka dari genangan air,” jelasnya.

Pada minggu pertama, pengerjaan tersebut dilakukan secara manual oleh tenaga masyarakat dengan alat seadanya. Namun setelah masuk minggu kedua menggunakan alat berat.

“Ini sudah minggu kedua, minggu pertama kami kerja manual, dan setelah dilihat kita tidak bisa kerja manual makanya kita pakai alat berat, kami sewa,” ungkapnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *