BERITA UTAMAPAPUA

2 Helikopter dan 1 Pesawat ke Ndugama Jemput Para Korban Tewas, dari NTT Ternyata Kakak Beradik

208
×

2 Helikopter dan 1 Pesawat ke Ndugama Jemput Para Korban Tewas, dari NTT Ternyata Kakak Beradik

Share this article
a8aa6209 4bda 4e55 bde6 516ee89e4d1f
Helikopter menjemput para korban.

Timika, fajarpapua.com – Dua unit helikopter, Caracal milik Penerbab dan helikopter milik kepolisian, serta satu Pesawat Rimbun Air PK OTG pada Sabtu (16/7) siang terbang ke Ndugama.

Tiga moda transportasi udara itu bakal menjemput para korban yang tewas dibantai (diduga) KKB di Ndugama, Kampung Nogolaid, pada Sabtu pagi.

Informasi yang diperoleh fajarpapua.com dari Bandara Mozes Kilangin Timika, perjalanan pulang pergi untuk menjemput para korban dipastikan menelan waktu 1,5 hingga 2 jam. Namun dikabarkan pesawat belum bisa mendarat lantaran situasi keamanan belum pulih.

Sementara itu, menurut data yang diperoleh media ini, dua korban tewas asal Bajawa NTT merupakan kakak beradik. Hubertus Goti, sang adik belum lama ini tiba di Ndugama menyusul kakaknya Yulius Watu yang terlebih dulu mengadu nasib di wilayah rawan konflik itu.

Sebagaimana dilaporkan, sembilan warga sipil meninggal dunia dan dua kritis ditembaki orang tak dikenal di Kampung Nogolaid, Kabupaten Nduga, Sabtu (16/7/2022).

“Untuk jumlah pasti korban masih kemungkinan masih ada bertambah, tapi yang sudah kami terima laporan 11 korban warga sipil tertembak, 9 orang meninggal dunia dan 2 orang kritis, tapi ada kemungkinan betambah,” ujar Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen, ketika dihubungi fajarpapua.com melalui selulernya, Sabtu (16/7).

Ia mengatakan, aparat gabungan TNI-Polri yang ada di Nduga saat ini masih fokus melakukan proses evakuasi terhadap para korban ke Puskesmas.

“Lokasi kejadianya bukan di satu tempat yah, jadi kita fokus evakuasi para korban dulu,” ujarnya.

Dikatakan, polisi belum mengetahui motif penembakan warga sipil karena masih fokus menangani para korban.

“Proses evakuasi berjalan dengan baik, dengan melibatkan semua aparat keamanan TNI-Polri. Kami semua bersinergi untuk evakuasi bersama pemerintah setempat,” tambahnya.

Ketika ditanya apakah penyerangan itu dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), lanjut Rio, belum bisa memastikan itu dilakukan KKB karena belum mengantongi bukti.

“Penyerangan warga sipil ini dilakukan KKB atau bukan, saya belum bisa jawab karena secara kacamata hukum saya belum bisa menjawab itu dilakukan KKB, karena kami belum punya buktinya,” ucapnya.

Rio menambahkan, kasus penyerangan itu terjadi pada Sabtu pagi tadi. Saat ini semua aparat keamanan masih melakukan operasi kemanusiaan bersama instansi terkait dibantu Satgas Damai Cartenz.

Dari 9 korban tewas, identitas 7 orang diantaranya yakni;

  1. Yulius Watu (24/laki) swasta, suku NTT.
  2. Hubertus Goti, Laki- laki, usia 23 tahun, Swasta, suku NTT
  3. Daeng Maramhli, Laki-Laki, usia 42 tahun, Swasta, suku Selayar
  4. Taufah Amir, Laki-laki, usia 42 tahun, Swasta, suku Selayar
  5. Johan, Laki-laki, usia 26 tahun, Swasta, suku NTT, Kab. Manggarai
  6. Alex, Laki-laki, usia 45 tahun, Swasta, suku Kei Ambon
  7. OAP (belum terindentifikasi)

Sedangkan korban luka berat :

  1. Hasjen, Laki-laki, usia 41 tahun, Swasta, Sulawesi Selatan.
  2. Yuda Gurusinga, Laki-laki, usia 42 tahun, Swasta, suku Selayar

Korban luka ringan :
Sudarmintao, Laki-laki, usia -, Swasta, suku Selayar (terkena rekolset peluru lengan bagian kiri, kondisi sadar).(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *