BERITA UTAMAPAPUA

120 Warga Asmat Diserang Malaria, Satu Orang Meninggal, Tetapkan KLB Sejak Juni 2022

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

120 Warga Asmat Diserang Malaria, Satu Orang Meninggal, Tetapkan KLB Sejak Juni 2022

Share this article
IMG 20220808 WA0023
Foto:Dok. Nampak Tugu Tangan yang menjadi salahsatu ikon Kota Agats, Kabupaten Asmat.

Agats, fajarpapua.com– Kabupaten Asmat, Papua dilanda bencana kasus demam berdarah yang menjangkiti lebih dari 100 orang warga setempat.

Dengan total kasus 120 orang, kasus demam berdarah di Kabupaten Asmat sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) sejak dua bulan yang lalu.

ads

Tepatnya, Kabupaten Asmat dinyatakan mengalami musibah KLB kasus demam berdarah pada 18 Juni 2022 lalu.

Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat menyatakan kasus demam berdarah masih dapat terus bertambah hingga beberapa waktu mendatang.

Meski belum mereda, dari total 120 orang yang dinyatakan terkena demam berdarah, sudah ada 104 di antaranya yang sembuh sediakala.

“Dari 120 orang yang terjangkit DBD tersebut, tercatat 104 orang dinyatakan sembuh, 11 orang rawat jalan, tiga orang dirawat di RSUD Agats, seorang dirujuk ke Timika dan seorang meninggal,” kata Kepala Seksi Surveilen dan Imunisasi, Dinkes Kabupaten Asmat, Darsono seperti dikutip dari Antara, Senin (8/8).

Lebih lanjut, kasus demam berdarah bermunculan dari empat distrik di Kabupaten Asmat, seperti Agats, Akat, Jetsy, dan Suru-suru.

Menurut keterangan Dinkes, penyebab serangan demam berdarah terjadi karena masyarakat setempat yang memiliki puluhan bak penampungan air.

Kabupaten Asmat telah lama kesulitan air bersih, sehingga masyarakat berupaya mengakali dengan menampung air hujan dalam puluhan bak itu.

Namun ternyata, bak penampungan air justru yang memunculkan jentik nyamuk aeds aegypti.

“Dari hasil penelitian yang dilakukan petugas kesehatan terungkap bahwa banyak bak penampungan air, terutama yang tidak tertutup rapat terdapat jentik nyamuk aedes aegypti, namun warga menolak untuk mengosongkan bak tersebut,” ucap Darsono.

Dengan status KLB demam berdarah itu, Darsono yang mengaku dilematis, tetap meminta masyarakat membuang air yang sudah ada dalam puluhan bak penampungannya.

Diketahui, membuang air dalam puluhan bak penampung adalah salah satu dari 3M yang harus dilakukan untuk mengurangi kasus demam berdarah di kawasan itu.

Sementara itu, Dinkes Asmat akan terus memberikan edukasi pada masyarakat setempat terkait metode pengasapan hingga pemberian obat pembunuh jentik nyamuk.

“Petugas kesehatan terus mendatangi rumah warga untuk mengedukasi agar bak-bak penampungan air ditutup agar tidak menjadi sarang nyamuk,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Asmat Jonathan Kambu. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *