Jakarta, fajarpapua.com- Penyelesaian pembangunan proyek smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik berpotensi mundur ke Tahun 2024 mendatang.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, sesuai ketentuan yang ada, proyek smelter ini seharusnya rampung pada Desember 2023 mendatang.
Namun target penyelesaian pembangunan sebagaimana ketentuan perundangan tersebut nampaknya tidak dapat terpenuhi.
“Mereka (Freeport) sudah laporkan akan terlambat. Belum ada resminya berapa lama (penundaan),” kata Ridwan, akhir pekan kemarin.
Ridwan menambahkan, jika merujuk pada regulasi yang ada PTFI tidak diperkenankan untuk melakukan ekspor konsentrat jika proyek smelter tidak rampung sesuai target.
Meski demikian, pemerintah nampaknya tetap membuka opsi untuk memberikan izin ekspor sekalipun proyek smelter PTFI mengalami kendala.
“Sedang kita pikirkan, intinya kita akan mengevaluasi laporannya. Secara regulasi dia (Freeport) tidak bisa (ekspor) tapi nanti keputusan resminya akan dibuat setelah laporan lengkap,” ungkap Ridwan.
Seperti diketahui Smelter Manyar dirancang memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun, yang menjadikan smelter ini diklaim sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.
Hasil pengolahan Smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun.
Dengan demikian, setelah Smelter Manyar beroperasi, PTFI akan mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun. (red)