Timika, fajarpapua.com – Untuk memastikan penggunaan dana sesuai peruntukan berdasarkan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK) dengan pihak mitra penerima bantuan, maka YPMAK melalui Bagian Kemitraan melakukan kunjungan ke sejumlah pihak penerima bantuan.
Kunjungan bertajuk Monitoring dan Evaluasi (Monev) itu bertujuan melihat langsung pemanfaatan dari dana-dana tersebut sekaligus mendengar masukan dari para mitra penerima bantuan.
Sehubungan hal tersebut, pada Senin (3/10) hingga Selasa (4/10) Tim YPMAK dipimpin Sekretaris YPMAK, Yohana Saidui bersama Kepala Divisi Monitoring Pendidikan dan Evaluasi, Dionisius Burdam, Kepala Divisi Monitoring dan Evaluasi Ekonomi, Bernadetta Tarigan, Staff Kemitraan, Irma Siep, Staff Admin Direktur, Erlina Timang dan sejumlah staff dari Divisi Monev Pendidikan dan Ekonomi mengunjungi Yayasan Neinat Negel yang diketuai Menase Omaleng, Yayasan Nogol Tawat Ninggok Pigu yang diketuai Primus Wamuni dan Yayasan Enaninggok Aroanop yang diketuai Herman Janampa.
Saat mengunjungi Yayasan Neinat Negel yang beralamat sementara di Kompleks Petrosea, SP2, tim monitoring diterima Ketua Yayasan, Manase Omaleng.
Sekretaris YPMAK, Yohana Saidui pada pertemuan tersebut menyampaikan pentingnya monitoring dan evaluasi agar YPMAK bisa mengetahui pemanfaatan dari dana yang telah diberikan apakah berjalan sesuai program yang telah diajukan lewat anggaran kemitraan.
Ketua Yayasan Neinat Negel, Manase Omaleng kepada tim monev menyampaikan, program kerja yayasannya sudah berjalan sejak 2012 hingga 2022 yaitu program pendidikan taman kanak-kanak dan pendidikan anak usia dini.
Sedangkan program ekonomi berupa budi daya jamur merak dan peternakan ayam. Ada juga bantuan kendaraan operasional roda dua untuk mobilisasi pemilik budi daya jamur. Semua program ini, kata Manase, terpusat di kompleks perumahan masyarakat di Gereja Kingmi Mile 32 Timika.
Sedangkan pada kunjungan ke Yayasan Enaninggok Aroanop yang diketuai Herman Janampa, tim monev lantas berdiskusi terkait program yang saat ini sedang berjalan.
Menurut Ketua Yayasan, Herman Janampa, saat ini pihaknya sedang fokus pada pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jembatan, kantor yayasan, bantuan material berupa seng, semen kepada masyarakat serta bantuan dana tunai.
Untuk Yayasan Nogol Tawat Ninggok Pigu, menurut ketua yayasan Primus Wamuni, pihaknya lebih banyak menjalankan program infrastruktur berupa pembangunan gereja dan pemberian bantuan bahan bangunan untuk masyarakat. Lokasi program, kata Primus berada di Jalan Trans Nabire.
Sekretaris YPMAK, Yohana Saidui menilai secara umum, tiga yayasan dalam menjalankan programnya sesuai dengan PKS yang telah disepakati. Kendati demikian, ada sejumlah catatan yang perlu menjadi perhatian, misalnya sebut Yohana, Yayasan Nogol Tawat Ninggok Pigu perlu memasang papan nama di kantor yayasannya.
Begitupun Yayasan Neinat Negel perlu mendapat dukungan pada program utama diluar dari anggaran kemitraan yaitu program pendidikan khususnya untuk buku-buku kurikulum terpadu bagi anak-anak asli Amungme yang bersekolah pada TK dan PAUD serta perlu adanya dukungan peralatan kelengkapan sekolah seperti alat tulis, buku tulis dan lain-lain.
“Tiga yayasan ini sejak 2013 mendapat bantuan dana namun fokus monitoring dan evaluasi kita hanya pada bantuan anggaran tahun 2010-2022. Secara umum kami melihat pemanfaatan dananya sudah sesuai kesepakatan yaitu untuk pendidikan, infrastruktur, operasional yayasan dan ekonomi,” ujar Yohana Saidui.
Selain mendatangi tiga yayasan, Tim Monev Kemitraan juga mengunjungi Sekretariat Kantor Klasis GKII Timika dan bertemu dengan Ketua Klasis, Pdt Moses Lokbere. Kepada Tim Monev, Pdt Moses memaparkan, penggunaan anggaran dari YPMAK kepada Klasis GKII lebih banyak untuk membiayai program pelayanan kerohanian dan bantuan pendidikan untuk anak-anak asli yang kuliah di Sekolah Theologia Russel dan Walter Post Jayapura dan di daerah Pulau Jawa.
Melalui bantuan ini, gereja juga merintis program ekonomi dengan mendirikan bangunan ruko yang berlokasi di depan kantor klasis untuk menjual kebutuhan bahan makan.
Selain Klasis GKII, tim monev juga mendatangi Kantor Klasis GKI Mimika di Jln A Yani Timika dan berdiskusi dengan Pdt Lewi Sawor.
Berdasarkan laporannya, bantuan dana dari YPMAK lebih banyak digunakan untuk pembinaan umat, kegiatan kerohanian dan operasional pengurus Gereja GKI Klasis Mimika. Ada juga program ekonomi dari pihak gereja berupa pembuatan kapal untuk disewakan dan saat ini baru satu unit yang beroperasi. Selain itu gereja juga mendirikan SPBU di Pelabuhan Pomako dan ada juga bantuan beasiswa bagi anak-anak yang kesulitan biaya pendidikan.
Dari kunjungan ke Gereja GKII dan Gereja GKI itu, tim monev kemitraan merekomendasikan kepada Gereja GKI Klasis Mimika agar program ekonomi berupa pembuatan SPBU dan kapal untuk disewakan perlu dipastikan lagi apakah program tersebut menggunakan anggaran Pos Gereja GKI dari YPMAK.
Rekomendasi lainnya adalah program ekonomi seperti ini bisa diusulkan ke Divisi Ekonomi agar bisa dipelajari kelayakan mendapat bantuan melalui program ekonomi. Tim monev kemitraan juga merekendasikan perlunya pelatihan pembuatan laporan pertanggungjawaban bagi gereja-gereja mitra YPMAK dengan menjadikan Field Audit Divisi Acounting sebagai narasumber.
Hal ini penting agar kedepan gereja perlu melampirkan usulan program kerja dengan menyesuaikan anggaran yang diberikan agar memudahkan saat pembuatan LPJ. Sama seperti Gereja GKI, untuk Gereja GKII Klasis Timika, tim monev merekomendasikan khusus program ekonomi, untuk menambah kas gereja, setidaknya dipikirkan oleh agar ruko milik gereja dapat disubsidi berupa bahan makanan melalui program ekonomi YPMAK.(ana).