BERITA UTAMAMIMIKA

Bintangor Antara Reklamasi, Program Bio Diesel dan Komitmen Freeport Turunkan Emisi Karbon Hingga 30 Persen di Tahun 2030

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
19
×

Bintangor Antara Reklamasi, Program Bio Diesel dan Komitmen Freeport Turunkan Emisi Karbon Hingga 30 Persen di Tahun 2030

Share this article
a2282fc1 181e 4f14 9666 38ec2bd995c3
General Superintendent Reclamation and Biodiversity Environmental PTFI, Robert Sarwom saat mendampingi Manager Waanal Brother FC menanam pohon Bintangor di area Mile 21, pekan kemarin. Foto: Isa

Seperti diketahui bersama, PT Freeport Indonesia selama ini sangat konsen dalam mengembalikan fungsi alami area terdampak tambang dengan menanam kembali flora endemik sebagai salahsatu tanggungjawab perusahaan ini dalam menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya saat pasca tambang.

Saat ini melalui Reclamation and Biodiversity Environmental, PT Freeport Indonesia telah melakukan penanaman kembali 2 juta jenis tanaman yang endemik yang ada di lahan seluas lebih dari 1.000 hektar area terdampak tambang.

Patut diketahui, reklamasi serta pengembangan bio diesel berbahan tanaman produksi ini juga bentuk komitmen PT Freeport Indonesia dalam mendukung program pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.

Hal ini juga ditekankan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas saat mengikuti KTT Iklim COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir.

“Kami PT Freeport Indonesia adalah salah satu perusahaan yang ikut juga berpartisipasi mengurangi emisi sehingga iklim bisa terjaga supaya tidak akan ada kenaikan suhu dari yang sudah ditargetkan,” kata Tony Wenas saat mengunjungi Paviliun Indonesia di area COP27, Minggu (6/11) lalu.

Tony Wenas menuturkan PT Freeport Indonesia kini melakukan kegiatan penambangan yang memperhatikan sustainabilitas. Salah satunya dengan penerapan teknologi baru berbasis tenaga listrik.

“Tentu saja kami perusahaan tambang, menambang tembaga, ada emas dan ada perak juga. Namun cara kami menambang bisa dilakukan dengan cara yang sustainable. Contohnya kami komit menurunkan emisi karbon pada operasional kami sebesar 30 persen pada tahun 2030,” tegas Tommy Wenas.

“Dengan rencana yang sedang kami kaji untuk bisa lebih meningkatkan penurunan emisinya sampai 60 persen pada tahun 2030,” sambungnya.

Tommy Wenas lantas menegaskan dukungan PT Freeport Indonesia terhadap upaya kerja keras pemerintah dalam upaya penurunan emisi karbon.

“Kami ikut mendukung program pemerintah dengan hadir di Paviliun Indonesia di COP27 di Shaem El-Sheikh ini untuk bisa mencapai tujuan yang sudah digariskan pemerintah,” terangnya.

Ia kemudian memaparkan beberapa langkah Freeport Indonesia terkait komitmen tersebut. Yang pertama, pemanfaatan kereta api tanpa awak berbahan bakar listrik yang menggantikan truk besar berbahan bakar diesel untuk pengangkutan.

“Tentu saja penurunan emisinya sangat drastis. Selain itu pabrik pengeringan dulu kami menggunakan minyak bakar sekarang menggunakan metode compression dengan tenaga listrik,” bebernya.

Selain itu PT Freeport Indonesia, menurut Tony Wenas, juga aktif dalam rehabilitasi lahan. Lebih dari 5 juta tanaman ditanam dengan coverage 1.150 hektar.

“Di Jayapura lebih dari 3.300 hektar. Mangrove juga kami tanam 100 hektar per tahun dengan target 10.000 hektar. Mangrove ini menyerap karbon lebih banyak lagi. Itulah antara lain program yang kami lakukan dalam kaitan penurunan emisi karbon supaya tidak terjadi kenaikan suhu seperti yang diharapkan dunia dan pemerintah Indonesia,” terangnya.

Terakhir ia berharap semua pihak mau bahu membahu bekerjasama dalam rangka menurunkan emisi karbon dunia demi menjaga perubahan iklim.

“Kita harus bekerjasama erat dengan pemerintah untuk mencapai penurunan emisi. Ini harus dilakukan bersama-sama pihak pemerintah dengan private sector, tidak bisa sendiri-sendiri. Ini bukan hanya kepentingan Indonesia tapi juga dunia, demi anak cucu kita,” pungkasnya.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *