BERITA UTAMAPAPUA

Suka Duka 428 Hari Perjuangan Para Relawan Dampingi Pengungsi Kiwirok di Oksibil

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
9
×

Suka Duka 428 Hari Perjuangan Para Relawan Dampingi Pengungsi Kiwirok di Oksibil

Share this article
35458ea6 2230 41a0 a089 d3cdf91b4f7a
Pengungsi Kiwirok

Jayapura, fajarpapua.com- Sejumlah relawan di Pegunungan Bintang Papua memberikan pendampingan kepada masyarakat pengungsi yang ada di Kiwirok Oksibil.

Pendampingan pada masyarakat itu dilakukan selama 428 hari selama berada di tempat pengungsian. Kehadiran para relawan ini selalu membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

ads

Relawan Kiwirok terbentuk 4 hari pasca kejadian 13 September 2021 lalu. Tepat tanggal 21 September 2021, mereka mendirikan Posko di Kota Oksibil untuk menampung beberapa bantuan makanan dan menyambut masyarakat yang mengungsi.

“Satu tahun lebih kami memberikan pendampingan pada masyarakat pengungsi. Ini menjadi perjalanan panjang para relawan bersama masyarakat Kiwirok selama di kota Oksibil. Dalam kesehariannya kami saling bahu – membahu dalam aktivitas sehari-hari di pengungsian,” kata Isak Mimin, salah satu relawan Pengungsi Kiwirok, Senin (21/11).

Isak Mimin mengatakan banyak suka duka yang mereka dapat selama mendampingi pengungsi Kiwirok.
Salah satu hal positif yang mereka ingat adalah ketertiban dan kebersamaan masyarakat dalam setiap aktivitas. Ternyata, hal ini sudah menjadi budaya turun menurun dari masyarakat Kiwirok yang merupakan suku Ngalum.

Hal ini juga yang membedakan masyarakat Kiwirok dengan sesama masyarakat lainnya yang berada di pegunungan Papua. Hal itu disampaikan Isak Mimin saat diwawancarai secara khusus saat kegiatan doa bersama dalam acara pesta bakar batu yang digelar di Oksibil.

“Ini sudah menjadi tradisi kami suku Ngalum (Timur) yang tinggal di bagian paling timur Indonesia. Tradisi ini sudah menjadi turun temurun,” ujarnya.

Selanjutnya, Isak juga menjelaskan warga Kiwirok yang terdiri dari suku Ngalum ini lebih mengutamakan kebersamaan disetiap kegiatan, termasuk pada pesta bakar batu ini. Dimana saat menikmati makanan mereka terlihat rapi dan tertib membentuk lingkaran.

“Jadi banyak atau sedikit makanan yang tersedia, kami nikmati bersama dan selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan,” jelas Isak.

Terkait adanya rencana pemulangan yang diinisiasi oleh Satgas Damai Cartenz bersama aparat keamanan serta intansi terkait, dia menuturkan harapan masyarakat Kiwirok agar bisa merayakan kebersamaan bersama keluarga sebelum perayaan Natal.

“Kami sangat berterimakasih terhadap Polri dan TNI yang merencanakan kepulangan kami, termasuk pemerintah yang sudah mendukung kebijakan dari para aparat keamanan. Akhirnya doa kami terwujud,” tutur Isak penuh Harap.

Isak mengucapkan terimaksih kepada para Aparat keamanan terutama pihak Kepolisian yang selama ini sudah banyak membantu masyarakat dengan memberikan bantuan makanan dan segala kebutuhan kami selama di pengungsian.

“Terimakasih bapak aparat keamanan, yang sudah membantu dan kami sebagai relawan akan senantiasa mendampingi hingga mereka bisa beraktivitas seperti biasa di kampung halaman mereka,”tutup Isak.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *