Timika,fajarpapua.com- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kabarnya akan melelang pembangunan bendungan dan pembangkit listrik di Papua senilai Rp 18,39 triliun.
Menariknya, tujuan pembangunan bendungan itu adalah untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang produksi listriknya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan operasional PT Freeport Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR yang disadur fajarpapua.com pada Sabtu (28/1) menyebutkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan lelang proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) untuk pembangunan bendungan dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Papua.
Menurut data tersebut, proyek itu memiliki nilai investasi Rp 18,39 triliun. Nantinya, bendungan tersebut dapat menghasilkan energi listrik sebesar 639 megawatt (MW).
Listrik yang dihasilkan dari bendungan tersebut akan digunakan untuk memasok wilayah kerja PT Freeport Indonesia.
Disebutkan pula pada tahun ini Kementerian PUPR tengah menyusun studi kelayakan atau feasibility study terhadap proyek tersebut.
Targetnya, proyek bendungan dan PLTA itu akan memasuki tahap pra kualifikasi pada kuartal IV/2025.
Pembangunan bendungan dan PLTA di Papua tersebut termasuk salah satu proyek yang tengah disiapkan pemerintah tahun ini.
Sayangnya, dalam data tersebut tidak disebutkan secara detail lokasi serta nama proyek bendungan PLTA Papua tersebut.
Namun jika menilik hasil produksi listrik tersebut salahsatunya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan operasional Freeport, proyek yang dimaksud kemungkinan besar adalah PLTA Urumuka yang sejak Tahun 2010 lalu kabarnya akan dibangun.
Rencana pembangunan PLTA Urumuka sendiri dari data yang berhasil dihimpun fajarpapua.com diketahui baru memasuki pembuatan Detail Engineering Design (DED).
Ironisnya pengadaan pembuatan DED PLTA Sungai Urumuka dan Sungai Memberamo Tahun Anggaran 2009-2010 tersebut menjadi ajang korupsi dan menyeret nama bekas Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Papua, Jannes Johan Karubaba serta mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu.
Sejak saat itu, kabar pembangunan PLTA Urumuka tidak lagi terdengar, hingga muncul informasi adanya rencana pemerintah melelang proyek bendungan PLTA Papua yang masuk dalam proyek di sektor sumber daya air bersama dengan Pembangunan Bendungan Bodri dengan investasi Rp 1,74 triliun, Pemanfaatan Bendungan Leuwikeris untuk PLTA senilai Rp 410 miliar.
Sedangkan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR menyatakan terdapat 14 proyek KPBU senilai Rp 73,93 triliun dalam tahap penyiapan
Dari jumlah tersebut, terdapat 31 proyek KPBU Kementerian PUPR yang akan ditawarkan pada tahun ini dengan total senilai Rp 212,52 triliun. (mas/red)